The Horror Show at Extreme Rules (Extreme Rules 2020) Review


 
 
Pertama-tama, marilah kita panjatkan apresiasi kepada poster, yang mungkin sebenarnya gambar teaser, tapi tak pelak merupakan salah satu promo terkreatif yang pernah dirilis oleh WWE. Memejeng Sasha Banks berpose seperti Florence Pugh dalam poster film Midsommar (2019) bukan saja ide pinter, melainkan juga berfungsi sebagai penegas bahwa acara ini adalah cara WWE membuat film horor versi mereka sendiri.
Extreme Rules sudah dikenal sebagai acara yang berkonsep ekstrim. Selama ini selalu dijual sebagai ‘malam di mana WWE bermain keras’. Atau dalam penerapannya; malam kala semua pertandingannya punya stipulasi yang tak-biasa. Tahun ini, WWE menghadirkan Extreme Rules dengan penekanan kepada elemen horor yang ditimbulkan dari storyline dan jenis pertandingannya itu sendiri. Ada dua konsep atau stipulasi pertandingan yang jadi ujung tombak acara ini. SWAMP FIGHT dan EYE FOR AN AYE MATCH. Yang belakangan particularly interesting karena WWE menjanjikan akhir pertandingan yang brutal; untuk menang dalam pertandingan ini kau harus mencabut bola mata lawanmu. Ini membawa kita kembali pada permasalahan ‘kegedean nama’ yang membayangi Backlash bulan kemaren yang memejeng The Greatest Match Ever sebagai nilai jual. Sekali lagi kita bertanya; bagaimana WWE akan melakukan itu?. Sekali lagi kita meragukan.

Mungkin Horror di sini merujuk pada keadaan Covid-19 yang semakin parah, ya gak Apollo Crews?

 
Konsep Eye-for-an-Eye, pada kenyataannya, menjelma menjadi pertandingan yang seru. Stipulasi ini membuka berbagai cara baru yang bisa digunakan oleh Seth Rollins dan Rey Mysterio untuk saling menyerang. Mereka menggunakan benda-benda seperti kaki kursi, ujung kendo stick, dan bahkan pulpen sebagai senjata yang langsung menarget mata. It was pretty violent, untuk standar WWE. Secara cerita, ini adalah pertandingan yang sangat personal bagi Rey yang matanya sudah dilukai duluan oleh Rollins. Jadi ini adalah ajang balas dendam bagi superstar bertopeng tersebut. They are not just out to stab opponent’s eye, melainkan ada bobot drama sehingga pertandingan ini jadi lebih intens lagi. Kita masuk ke pertandingan ini dengan pemahaman bahwa ini bakal jadi pertandingan terakhir Rey di WWE, bahwa dia either menyerahkan estafet perjuangan ke anaknya, atau si Dominick itu justru bakal membelot ke geng Greater Good-nya Rollins. Di lain pihak, kita juga penasaran dan mulai membayangkan bakal sekeren apa Rollins dengan penutup mata kayak Nick Fury; karena biasanya dalam pertandingan dengan stake fisik kayak gini (hair vs. hair atau mask vs. mask) tokoh heel yang kalah karena mereka perlu bertransformasi seperti CM Punk yang dibotakin dulu. Jadi pertandingan ini benar-benar membuat kita penasaran karena hasilnya masih belum kebayang; bukan saja seperti apa cara mereka menang, melainkan juga kedua superstar punya kans yang sama – mereka sama-sama punya kepentingan untuk dibuat ‘kalah’.
Dan aku akan oke kalo ini beneran jadi match terakhir Rey jikasaja endingnya tidak dibuat konyol seperti yang kita lihat pada menit ke-tujuhbelas saat bel berbunyi. Kegedean-nama itu benar-benar jadi backlash di sini. Kita sudah terbuild up untuk sesuatu yang sadis – heck, Rollins datang dengan memamerkan semacam tang, for god sake! – Kita sudah percaya WWE pada titik ini sudah mampu mengimplementasikan efek dan teknik editing yang mumpuni untuk sesuatu seperti mencongkel mata. Namun WWE nge-php kita dengan malah mengeksekusi ending match ini dengan konyol. Mata Rey digencet ke steel steps, dan voila, tau-tau bola mata palsu itu muncul, Rollins muntah melihatnya, dan dia dinyatakan menang. Kesannya jadi seperti antiklimaks. Bayangkan kalo nanti match ini ada di video game, dan cara kita memenangkannya adalah dengan memepet lawan ke steel steps dan menekan X, gitu aja.
Swamp Fight antara Braun Strowman dan Bray Wyatt – yang merupakan another take WWE dalam menggarap so-called cinematic match – juga enggak berprestasi lebih baik. Alih-alih mengeksplorasi environment dan hubungan kedua karakter ini lebih jauh, kita malah diberikan ‘kilas balik trippy’ lagi. Match ini adalah soal Bray yang berusaha membujuk Strowman kembali ke ‘rumah’, dalam artian kembali menjadi dirinya yang dulu. Yakni monster tanpa-hati yang diciptakan oleh Bray Wyatt. Yang kita dapatkan di sini adalah aksi gulat yang semakin minim (digantikan oleh pertarungan melawan minion, ala sinetron) dan beberapa adegan yang supposedly mengerikan dan surealis karena enggak make sense untuk terjadi. Salah satunya – dan yang paling menarik buatku – adalah ini:
Mimpiku malam Jumat nanti

 
Sebelum aku heboh sendiri bilang itu adalah biggest cinematic revealed in 2020, aku harus nahan diri karena semua kejadian ini dilandaskan kepada kita terjadi di ‘dunia Wyatt’. Jadi bisa aja semua ini hanya ada di kepala Strowman. WWE menempatkan kejadian di match ini terletak di antara bego-dan-gakmungkin dengan mungkin-dan-makesense. It could be an illusion, karena di awal kita diperlihatkan Strowman ketemu dengan dirinya sendiri. Namun juga masuk akal karena Alexa Bliss punya sejarah ama Braun. Baru pas nonton Smackdown kemaren aku mikir mereka harusnya bawa Bliss ke feud ini biar seru. And while at it, they should bring Nicholas too lol. Yang jelas, Swamp Fight ini berakhir dengan menimbulkan segudang pertanyaan baru. Sehingga jelas ini sebenarnya adalah ‘cutscene’ penambah cerita feud doang.
Main event sesungguhnya acara ini – I’d like to believe – adalah kejuaraan WWE antara Drew McIntyre melawan Dolph Ziggler. Karena Ziggler begitu uninteresting di titik kita sekarang, WWE tampaknya kerja ekstra keras dalam memberikan stipulasi. Berbeda dengan dua stipulasi utama di atas, stipulasi pada pertandingan ini lebih simpel tapi berdampak lebih gede dan bekerja dengan lebih baik – baik dari segi kayfabe alias karakter, maupun dari segi hiburan. Ziggler membeberkan stipulasi pilihannya beberapa menit sebelum match dimulai, and it was: Extreme Rules match yang hanya berlaku untuk dirinya. Sungguh pilihan (alias konsep) yang cerdas. Jadi, Ziggler boleh ngapain aja, boleh menyerang pakai senjata apapun yang ia mau, boleh curang tanpa takut didiskualifikasi. Sementara Drew enggak boleh. Drew akan kehilangan gelarnya kalo melakukan semua itu. Ini menciptakan semacam kevulnerablean bagi Drew – sesuatu yang ia butuhkan karena kita perlu sesuatu untuk percaya dia dalam bahaya sehingga lebih mudah bagi kita untuk mendukung juara bertahan ini untuk menang. Match ini berlangsung singkat, tapi sangat menarik. Karena banyak momen-momen seru saat Drew harus menahan diri, dan di lain waktu dia harus mengerahkan seluruh tenaganya hanya untuk bangkit dan gak count-out. Ending Claymore vs. Superkick itu juga sangat spektakuler. Kalo diberikan lawan yang lebih up-to-date lagi, niscara pertandingan ini bisa berkali lipat lebih seru.

Ziggler menciptakan Drew McIntyre. Bray Wyatt menciptakan Strowman. Kita menciptakan horor kita sendiri. Makanya, harus kita sendirilah yang berjuang balik menghadapinya.

 
 
Satu lagi hal penting untuk dibahas adalah Bayley dan Sasha Banks. Guilty karena mencuri skit “Cringe Hallo” milik The Iiconics, mereka toh memang lagi over-overnya. Dan gimmick heel mereka sebagai role-model dengan dua belt (empat kalo digabung!) semakin memperdalam relationship dan incident yang paling kita tunggu-tunggu; perpecahan keduanya. Perlu kita perhatikan, meskipun kini mereka sedang di-push sebagai top tag-team dari kedua brand, WWE tetap menanamkan benih-benih untuk angle permusuhan dengan memperlihatkan Sasha memilih untuk mengenakan kejuaraan wanita milik Bayley di pinggangnya (sabuk tag team mereka hanya disandang di bahu) saat megangin sabuk-sabuk tersebut di match Bayley melawan Nikki Cross.

‘2 Beltz Banks’? I prefer ‘Dos Intros Boss’

 
Poster itu juga mengungkapkan bahwa Sasha Banks bisa jadi adalah bintang utama di sini. Dan ya, memang Sasha begitu on fire tonight. Matchnya melawan Asuka harusnya jadi Match of the Night di review gulat manapun. Sasha dan Asuka mengisi pertandingan mereka dengan spot-spot unik dan keren. Mereka seringkali bertukar jurus dengan fantastis, misalnya spot German Suplex dari pinggir ring. Sasha memberikan match ini energi dan berhasil membuat Asuka tampak mengerikan, seperti pada jaman mereka di NXT dulu. Sempat ada botch saat dia terjatuh dari posisi hendak melompat menyerang dari turnbuckle, tapi Sasha berhasil menutupinya dengan permainan karakter, yang juga langsung ‘disambut’ dengan baik oleh Asuka. Kedua superstar ini menunjukkan komunikasi dan penguasaan ring yang cerdas. Sayangnya, match ini harus dinodai oleh ending yang enggak jelas. Sehingga batal menjadi Match of the Night. Drama gak-perlu yang menjadi penutup pertandingan ini berfungsi untuk membuat kita semakin benci kepada Bayley, sehingga mungkin jika Bayley dan Sasha beneran berantem, Sasha-lah yang melakoni peran babyface.
 
 
 
Jika aksi yang kalian cari, ada fair amount of really good wrestling dalam acara ini. Jika hal unik yang kalian cari, The Horror Show at Extreme Rules menawarkan banyak momen unik, yang seringkali tidak tergolong menyenangkan untuk diingat. Seperti ending yang lemah dan cinematic match yang ‘serius enggak konyol juga enggak’. I must say; acara ini terbaik saat dia menggunakan stipulasi kreatifnya untuk mendorong inovasi dalam aksi gulat. Seperti yang kita nikmati pada partai yang menjadi pilihanku untuk MATCH OF THE NIGHT, Drew McIntyre melawan Dolph Ziggler.
 
Full Results:
1. SMACKDOWN TAG TEAM CHAMPIONSHIP Cesaro dan Shinsuke Nakamura jadi juara baru ngalahin The New Day (Nakamura tiga tahun berturut-turut menang sabuk di Extreme Rules!) 
2. SMACKDOWN WOMEN’S CHAMPIONSHIP Bayley bertahan dari Nikki Cross Sheamus mengalahkan Jeff Hardy
3. UNITED STATES CHAMPIONSHIP MVP menang W.O. karena Apollo Crews ‘cedera’
4. EYE FOR AN EYE Seth Rollins pop out mata Rey Mysterio
5. RAW WOMEN’S CHAMPIONSHIP Sasha Banks merebut sabuk dari Asuka
6. WWE CHAMPIONSHIP Drew McIntyre bertahan ngalahin Dolph Ziggler
7. SWAMP FIGHT Bray Wyatt menenggelamkan Braun Strowman 
 
 
 
That’s all we have for now.
Remember, in life there are winners.
And there are losers.
 
 
 
 
 
We are the longest reigning BLOG KRITIK FILM TERPILIH PIALA MAYA.

Leave a Reply