• Home
  • About
  • Movies
    • JUMANJI: THE NEXT LEVEL Review
    • FORD V FERRARI Review
    • THE IRISHMAN Review
    • NIGHTMARE SIDE: DELUSIONAL Review
    • RUMAH KENTANG: THE BEGINNING Review
    • FROZEN II Review
    • BIKE BOYZ Review
    • THE FAREWELL Review
    • RATU ILMU HITAM Review
    • DOCTOR SLEEP Review
    • LAMPOR: KERANDA TERBANG Review
    • LOVE FOR SALE 2 Review
    • THE NIGHTINGALE Review
    • KELAM Review
    • SUSI SUSANTI: LOVE ALL Review
    • ZOMBIELAND: DOUBLE TAP Review
    • MALEFICENT: MISTRESS OF EVIL Review
    • MY DAD IS A HEEL WRESTLER Review
    • PEREMPUAN TANAH JAHANAM Review
    • SIN Review
    • BEBAS Review
    • CINTA ITU BUTA Review
    • THE PEANUT BUTTER FALCON Review
    • JOKER Review
    • 6,9 DETIK Review
    • DANUR 3: SUNYARURI Review
  • Wrestling
    • Survivor Series 2019 Review
    • Hell in a Cell 2019 Review
    • Clash of Champions 2019 Review
    • SummerSlam 2019 Review
    • Extreme Rules 2019 Review
    • Stomping Grounds 2019 Review
    • Money in the Bank 2019 Review
    • WrestleMania 35 Review
    • Fastlane 2019 Review
    • Elimination Chamber 2019 Review
    • Royal Rumble 2019 Review
    • WWE Evolution Review
    • Hell in a Cell 2018 Review
    • SummerSlam 2018 Review
    • Extreme Rules 2018 Review
  • Books
    • My Dirt Sheet Top-Eight Original Goosebumps Books
    • Happy Family, Diary Komedi Keluarga Hahaha – Review Buku
    • Dhanurveda – Preview Buku
    • My Dirt Sheet Top 8 Animorphs Books
  • Uncategorized
    • My Dirt Sheet Awards 8MILE
    • My Dirt Sheet Awards 7ANGRAM
    • My Dirt Sheet Awards HEXA-SIX
    • My Dirt Sheet Awards KELIMA
    • Find Your Own Voice
    • My Dirt Sheet Awards FOUR
    • The 3rd Annual of My Dirt Sheet Awards
    • The 2nd Annual of My Dirt Sheet Awards
  • Merchandise
    • Kaos buat Reviewer dan Anak Nonton banget!!
    • Kaos Sketsa Wajah #WYOF Wear Your Own Face
    • Kaos Halloween Specials
    • Kevin Owens Champion of the Universe Shirt
    • Mean Girls Customized Shirt
  • Toys & Hobbies
    • Tamiya: Everyone Needs Their Hobby
  • Poems
    • Pikiran Keluyuran
    • Jakarta, Jumat Senja, Hujan, dan Kamu
    • r(u)mah
    • Konstelasi Rindu
    • Jumat Pagi yang Basah
    • Pesan Untuk Hati yang sedang Patah
    • Aku Suka…..
  • Music
    • Growing Pains by Alessia Cara – [Lyric Breakdown]
    • Wild Things by Alessia Cara – [Lyric Breakdown]
    • Pesona Musik Iceland (Islandia)
    • Row Row Row Your Boat -[Lyric Breakdown]

MY DIRT SHEET

~ enter Palace of Wisdom, if you are invited

MY DIRT SHEET

Tag Archives: chase

Goosebumps Review

16 Friday Oct 2015

Posted by arya in Movies

≈ 7 Comments

Tags

2015, 90's, adventure, chase, family, fantasy, halloween, hollywood, horror, kids, monsters, nostalgia, novel, review, thought

“We make our own monsters, then fear them for what they show us about ourselves.”

 

Goosebumps-Poster

 

Waktu SD aku suka bikin cerita-cerita dari judul buku Goosebumps, aku masih ingat ngubah Pantai Hantu menjadi misteri detektif dengan pelakunya …. well, seorang hantu. Hahaha that was my first-story ever. Mengenalkan pada cerita horor monster universal dan membuat aku menulis, ya aku rasa Goosebumps memegang peran cukup penting in my life.

Sepertinya bukan cuma aku. Ngehits banget di 90an akhir, semua pada tuker pinjem -ada yang dibalikin, ada yang enggak-, rela bolak balik taman bacaan, Goosebumps sudah membawa banyak anak-anak berpetualang ke dalam berbagai skenario horor. Kita udah pernah disekap dalam cermin, temenan ama putri duyung, tidur di kamar perubah nasib, bantu nyariin kepala hantu, difoto pake kamera pembawa sial. Aneh-aneh memang buah pikiran R.L. Stine ini. Meski begitu, kurasa buku ini adalah bacaan yang cukup bagus untuk anak kecil. Mengajarkan mereka untuk menghadapi ketakutan terbesar, and in turn overcome it. Dalam salah satu bukunya –yang juga di’quote’ dalam film ini, R.L. Stine bilang monster-monster itu diciptakan supaya kita bisa menyadari bahwa dunia nyata tidaklah seseram apa yang terjadi di buku. Dalam film ini, dia membuat karakter monster tersebut sebagai pelampiasan atas apa yang terjadi kepadanya di dalam kehidupan. Monster-monster itu adalah cerminan dari apa yang kita takuti. Dan jika dalam buku mereka bisa dikalahkan, maka kita juga pasti bisa mengatasi masalah apapun yang kita hadapi di luar sana.

 

Namun, bayangin kalo semua makhluk horor ciptaan nya itu menjadi nyata dan gentayangan di dunia….Hiiii!! And that’s that, anak-anak. Literally, itulah premis film Goosebumps ini, nah lo! Mereka enggak pilih-pilih buku, nanti dapat kutu. Mereka menggodok semua yang seram-seram dari enampuluhduaan buku original plus seri-seri Goosebumps yang lain, IT IS AN ULTIMATE MONSTERS MASH UP! Bukan hanya ngambil tokoh monsternya, film ini juga ngambil beberapa elemen plot dari buku (salah satunya adalah buku favoritku!). Aku gak akan bilang buku yang mana mana aja, soalnya dari judulnya pasti langsung ketahuan. Tebak sendiri aja, lebih asyik begitu. Yang pernah baca pasti bakalan instan ngeh saat nonton.

Oke serius, kalo kalian belum pernah baca salah satu dari ini, masa kecilnya kalian pasti enggak…. pernah makan mie mentah.

Oke serius, kalo kalian belum pernah baca salah satu dari ini, masa kecilnya kalian pasti enggak…. pernah makan mie mentah.

 

Momen terbaiknya tentu saja saat makhluk-makhluk tersebut terlepas. Oh I was having fun neriakin nama monster plus asalnya dari buku yang mana. “Manusia Salju dari Pasadena!”, “ooohh itu kurcaci di Pembalasan Kurcaci Ajaib, “Belalang Shock street!!”, “Manusia Serigala Rawa Demam haha, that’s an easy one!” “Itu kau, King Jelly Jam?”.. maaf berisik buat yang kebetulan nonton satu studio denganku. Yelling at something familiar on screen is kinda my thing. Dang, I’m such a geek…. Anyway, daaan tentu saja, mereka harus membuat Slappy dari Boneka Hidup Beraksi sebagai bos besar. Memang harus seperti itu! Slappy itu licik, jahil, kejam, pokoknya yang paling jahat deh di antara semua. Baca saja bukunya-dia dapat paling banyak judul, Slappy bahkan lebih seram dari Chucky. Malah kemaren aku ketemu Annabelle lagi nangis mau bunuh diri karena cintanya ditolak Slappy hehe. Aku suka bagaimana film ini membahas tentang hubungan Slappy dengan pengarangnya. That was so cool liat momen-momen yang terjadi antara Stine dan Slappy.

Jack Black jadi R.L. Stine, cukup kocak ngeliat dia dikejar-kejar makhluk karangannya sendiri. Orang ini berhasil mengubah karakter grumpy menjadi funny. Ya you read that right, R.L. Stine himself jadi karakter dalam film ini. Jadi, Zach Cooper (Dylan Minnette meranin tokoh utama khas tokoh-tokoh di buku) dan ibunya baru pindah rumah– vintage Goosebumps! Rumah mereka bersebelahan sama rumah Hannah (mau dong tetanggaan ama Odeya Rush) dan ayahnya yang tertutup, pemarah, tipikal keluarga yang aneh. Karena penasaran dan menduga ada yang gak beres -tetangga masa gitu?-, Zach nekat menyelinap masuk. Di dalam rumah Hanna itulah, Zach dan temennya Champ (Ryan Lee, menang banyak nih orang) nemuin satu rak penuh buku-buku yang dikunci, “hey, those are Goosebumps books!”. As meta as Goosebumps gets, benar saja ayah Hanna tak lain tak bukan adalah R.L. Stine.

"My name is Dewey Finn. And no, I’m not a licensed teacher."

“My name is Dewey Finn. And no, I’m not a licensed teacher.”

 

Seri buku Goosebumps selalu TENTANG PERSAHABATAN, MISTERI, TWIST, DAN WEIRD CLIFF-HANGER ENDING yang selalu worth untuk kita tunggu. Goosebumps terlihat tampil sesuai standar tersebut. Punya momen-momen dalem yang menyentuh kita, relationships antara karakter-karakternya cukup baik. Sayang aja mereka enggak masukin karakter ‘saudara kandung nyebelin’ ke dalam film ini, padahal tokoh begitu kan salah satu cap dagangnya Goosebumps.

Aku harus memperingatkan kalian, film ini lumayan banyak false jump scares. Pendapatku agak campur aduk akan hal ini. Di satu sisi, aku enggak suka film yang nakutin nya pake taktik ngagetin dengan suara keras, apalagi kalo ternyata yang ngagetin itu bukan setan. Tapi di sisi lain, sebagai anak yang nyelipin buku Goosebumps di dalam LKS IPA, aku rasa aku bisa memaafkan hal tersebut karena; Pertama, mereka enggak terlihat ngebuild-up adegan-adegan jump scare palsu itu sebagai sebuah ancaman buat tokohnya, enggak ada real suspense. Seolah film ini gak berniat untuk bikin adegan tersebut jadi seram karena–Kedua, kalo kamu pernah baca satu aja bukunya, kamu pasti sadar kalo nyaris semua bab cerita Goosebumps diakhiri kayak gini

Diambil dari Serangan Setan Kuburan bab 7-8

Diambil dari Serangan Setan Kuburan bab 7-8

FAKE JUMP SCARES ADALAH GIMMICK BUAT GOOSEBUMPS, seperti juga weird hanged ending. Mereka ini udah semacam harus ada kalo kalian mau bikin sesuatu dengan embel-embel Goosebumps nya. Aspek-aspek itulah yang membuat Goosebumps, Goosebumps.

Yang aku enggak sreg adalah tokoh utama yang lebih gede dari “Usiaku 12 tahun.” Kerasa beda aja, it’s like film ini gak yakin mau dipersembahkan untuk siapa. Film Goosebumps terasa seperti bukunya, sebuah WAHANA HOROR RINGAN UNTUK ANAK-ANAK YANG BARU PERTAMA KALI NYICIPIN GENRE INI. Tapi tokoh-tokoh protagonis itu secara fisik lebih cocok sebagai tokoh Fear Street. Makanya tingkah laku mereka -dan juga para grown ups– susah untuk dijustifikasi. Humor nya juga lumayan childish. Aku ga yakin generasi sekarang bisa tertarik baca Goosebumps setelah nonton film ini. REFERENSI HOROR-HOROR KLASIK di sepanjang film (which is pretty awesome, aku nemuin Carrie, Rear Window, The Blob, dan of course, The Shining) juga kayaknya enggak ketangkep sama mereka.

Dan meski ada tokoh sang pengarang, jangan kira film ini punya self awareness yg tinggi. Ceritanya memang seolah di dunia nyata, but not really. Dari aspek horor, film ini bahkan jauh dari standar ‘seram-seram-aneh’ Goosebumps yang biasa. Fokus film ini ya KEJAR-KEJARAN MONSTER doang. Kalau kalian bertanya gimana cara mereka memperkenalkan begitu banyak monster sekaligus, jawabannya: they don’t. Hanya sebagian kecil monster yang diperlihatkan maksimal, sementara yang lainnya sekelebat saja. Aku maklum sih, jelas karena durasi, but still Darah Monster disebut doang-masa????!!

 

Film yang fun buat ‘ghostalgia’, I’ve invented that word, by the way, I’ve looked it up. Tapi whether film ini bagus atau jelek is still debatable. Gampangnya gini; kalo kamu mau nonton Goosebumps- maka ini film bagus sekali. Tapi kalo kamu mau nonton film horor- Yaah The Palace of Wisdom gives 7 gold stars out of 10 for Goosebumps.

 

 

 

 

 

 

That’s all we have for now.

Remember in life, there are winners
and there are losers.

 

 

 

 

 

We be the judge.

 

Share this:

  • Tweet
  • Email
  • Share on Tumblr
  • Pocket

Like this:

Like Loading...

Recent Posts

  • JUMANJI: THE NEXT LEVEL Review
  • FORD V FERRARI Review
  • THE IRISHMAN Review
  • NIGHTMARE SIDE: DELUSIONAL Review
  • RUMAH KENTANG: THE BEGINNING Review
  • FROZEN II Review
  • Survivor Series 2019 Review
  • BIKE BOYZ Review
  • THE FAREWELL Review
  • RATU ILMU HITAM Review

Archives

Follow MY DIRT SHEET on WordPress.com

Tags

2016 2017 2018 2019 action adaptation comedy drama family fantasy friendship funny horror life love mature relationship review spoiler thought

Categories

  • Books
  • Merchandise
  • Movies
  • Music
  • Poems
  • Toys & Hobbies
  • Uncategorized
  • Wrestling

In the world of winners and losers, we have risen above to bring you: the Dirt Sheet!

We are here to enlighten your fandom with updated news and reviews of movies, books, wrestling, technologies. Yeah, you're welcome.

Explore, and feel the power of wisdom!

Twitter updates

  • Today is Friday. And those who control the master tapes control the world. 4 hours ago
  • @hadiantaufik @forumfilmbdg @christmellody @KautzarKuntjoro @Radityasptraa @adlynalin @NugrahaDP @neshasurya… twitter.com/i/web/status/1… 21 hours ago
  • Kartu2 sepele yang dikasih gratis/beli untung-untungan pakai diamond tapi ternyata kartunya bisa dimaksimalkan oleh… twitter.com/i/web/status/1… 1 day ago
Follow @aryaapepe

Meta

  • Register
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

Blog at WordPress.com.

Cancel
loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.
%d bloggers like this: