AVENGERS: ENDGAME Review

“Failure is only the opportunity to begin again.”

 

 

Separuh makhluk hidup di alam semesta, tanpa pandang-bulu, dijentik lenyap menjadi debu. Oleh monster raksasa berwarna ungu. Ya, setahun sudah kita berkabung kehilangan Spider-Man, Black Panther, Doctor Strange, Star-Lord, dan banyak lagi pahlawan super dalam kejadian itu. Namun bagi rekan-rekan superhero yang ditinggalkan, as the opening of this final Avengers movie goes, tragedi tersebut masih tiga-minggu yang lalu. Duka masih membakar hati. Kalah itu masih membekas merah di tubuh mereka. Aduh, kasihan sekali. Rasa-rasanya belum pernah kita melihat superhero seperti Captain America, dewa petir seperti Thor, manusia-manusia kuat seperti Black Widow, Hulk, Hawkeye, menjadi kehilangan harapan seperti demikian. Tony Stark adalah yang paling parah didera ‘luka-luka’. Dia merasa gagal lebih dari siapapun yang di sana. Bukan sekadar perasaan bersalah seorang yang selamat, yang Iron-Man rasakan, melainkan gabungan dari rasa gagal, ketidakberdayaan, dan keputusasan.

Avengers: Endgame dibuka dengan sangat berbeda dari film-film superhero yang biasa. Satu elemen yang absen di bagian pembukanya – yang sepertinya juga ikut lenyap dijentik oleh Thanos – adalah elemen action. Alih-alih, babak pertama film ini berjalan dengan lambat karena pembuatnya ingin kita ikut merasakan keputusasan, kefrustasian yang melanda para tokoh yang tersisa. Resiko yang luar biasa besar menempatkan penonton di posisi seperti begini, karena lumrahnya saat membeli tiket untuk film superhero, kita akan mengharapkan sesuatu yang menghibur. Jadi film ini berani memulai dengan suram. Film meluangkan waktunya supaya kita bisa melihat dan bersimpati kepada para manusia, meskipun mereka sebenarnya adalah manusia superpower. Film ingin menekankan hal tersebut. Bahwa Captain America, Thor, Iron-Man adalah manusia yang bisa mati, yang bisa kehilangan harapan di depan kematian. Babak awal film ini hampir terasa seperti film drama normal, yang justru membuat film superhero buku-komik ini menjadi menyegarkan. Urgensi dari tokoh-tokoh ini begitu terasa. Sangat exciting melihat mereka mengusahakan apapun hanya untuk terus meyakinkan diri bahwa harapan itu masih ada.

Tidak ada satu kekuatan superpun yang bisa mempermudah kita dalam berhadapan dengan kematian dan kehilangan. Kita tidak bisa terbang darinya, kita tidak bisa sembuh-cepat darinya. Tentunya kita tidak bisa meledakkannya begitu saja. Kita tidak bisa mencegahnya. Titik. Kesempatan kedua yang – bukan didapatkan, melainkan diusahakan oleh para Iron-Man dan teman-teman, sesungguhnya merupakan simbol bahwa kegagalan tersebut hanya bisa terbalaskan dengan diterima untuk kemudian diisi dengan pembelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

 

“He was turned to steel, in the great magnetic field. Where he traveled time, for the future of mankind.”

 

Tentunya kita sudah menanti-nanti film penutup ini dengan banyak antisipasi, dan juga ekspektasi. Setelah Infinity War (2018) yang sangat depressing; mungkin itulah film superhero pertama yang membuat tokoh penjahat sebagai pemenang – dan basically tokoh utama, kita sudah hampir yakin film terakhir ini akan membendung ke arah kemenangan yang gemilang buat para superhero. Tapi tetap saja, ‘kemenangan yang gemilang’ itupun bisa berarti banyak, dapat diterjemahkan ke dalam spektrum arahan yang berbeda. Sutradara Russo Bersaudara paham betul untuk menyeimbangkan antara fans-service, lelucon-lelucon khas Marvel, penampakan seseorang yang bisa jadi dimaksudkan sebagai Stan Lee muda, dan resiko-kreatif yang pada akhirnya mengisi durasi panjang film ini. Masih ada banyak hal yang luput dari ekspektasi kita. Walaupun kalian mungkin adalah tipe penonton yang ngikutin dengan ngotot semua materi promosi mereka, atau mungkin juga seorang hardcore comic book fans, sensasi “wow they did that…!” masih akan bisa kalian rasakan. Dan buatku, hal tersebutlah yang membuatku enjoy menonton Endgame. Cara film ini memperlihatkan perubahan karakter, membuat mereka ‘berbeda’ dari yang selama ini mereka kenal, buatku adalah resiko yang terbayar dengan memuaskan. Tony Stark memang jadi arc utama, tapi film juga mengikat perjalanan semua karakter yang pernah nongol di film-film MCU, terutama yang namanya jadi judul film. Aku paling suka yang dilakukan film ini kepada Thor. Karena di Infinity War, journey Thor yang justru buatku paling mengecewakan – film tersebut lebih terasa seperti mereset alih-laih melanjutkan yang terjadi kepada Thor di Ragnarok. Di Endgame, journey Thor terasa langsung melengkapi perkembangan tokoh ini dari film Thor: Ragnarok (2017), karena punya gagasan yang senada; memanusiawikan dewa.

Pertarungan terakhir benar-benar sebuah ajang sulap CGI dan koreografi yang spektakuler. Kita akan dibuat melek di babak ketiga oleh rentetan pertarungan yang punya purpose untuk memperlihatkan apa yang ingin kita lihat. Mau lihat para superhero bangkit? Kita akan dapat kemunculan yang sangat dramatis hingga bikin merinding. Mau lihat dobel tim atau serangan combo baru dari pasangan superhero? Kita akan dapatkan Captain America melempar bukan hanya perisainya melainkan juga palu Mjolnir Thor! Masih belum puas dan pengen melihat Captain Marvel blow a spaceship? Wait for it… and you got it big time! Aku selalu berpikir bahwa Scarlet Witch underrated banget dan film ini seperti mengonfirmasi bahwa tokoh ini sebenarnya punya kekuatan yang lebih dari yang kita kira. Dan ngomong-ngomong soal superhero cewek, akan ada bagian ketika film ini menunjukkan tokoh-tokoh superhero cewek bekerja sama menunjukkan kekuatan mereka, bahwa mereka gak kalah sama cowok, superhero maupun penjahat. Menonton menit-menit terakhir film ini akan membuat kita tersenyum puas sambil berlinang air mata karena semuanya terasa begitu membuncah. Storyline, arc karakter, film ini meminta kita untuk mengingat kembali (atau gampangnya menonton ulang semua film lama) supaya kita bisa mengerti gimana cerita para tokoh melingker sempurna.

Thor di film ini kayak nyindir Aquaman banget, apalagi kata-kata si Thor pas di akhir kepada Valkyrie

 

Jadi pembagian cerita film ini cukup sederhana. Pengenalan yang really somber, bagian pertarungan gede di akhir, dan di tengah-tengah… well, pilihan babak kedua film inilah yang menjadi sedikit masalah buatku. Hype Endgame sejatinya juga udah sukses membuat penonton mencetuskan banyak teori soal langkah counter dari pihak superhero. Apa yang bakal mereka lakukan untuk mengalahkan Thanos. Bisakah yang menjadi debu tadi muncul kembali ke dunia. Apakah mereka mati. Ataukah terjebak di dunia lain. Teori-teori tersebut banyak beredar. Time-travel adalah salah satunya. And really it’s not a long reach jika melihat rekam jejak Russo Brothers dan Avengers sendiri yang gemar memasukkan elemen-elemen dari serial ngehits buatan Russo Brothers, Community (2009-2015). Di Endgame ini saja kita bisa menemukan dua tokoh (atau paling enggak dua aktor yang meranin tokoh) Community sebagai in-jokes; Ken Jeong yang jadi satpam dan Shirley yang jadi petugas saat Stark dan Rogers di dalam lift. Time-travel dan teori multiverse adalah salah satu episode unggulan dalam serial tersebut, jadi gak heran kalo akhirnya Russo Brothers juga menerapkan elemen serupa ke dalam Endgame.

Masalah yang kumaksud bukan exactly ke elemen time-travel itu sendiri, atau istilah official film ini adalah ‘time-heist’. Time-travel membuat narasi jadi needlesly membingungkan, ya. Tapi juga, time-travel membuka banyak kesempatan untuk mengkorporasikan banyak hal, termasuk memungkinkan encounter antartokoh yang sebelumnya tampak mustahil, serta nostalgia yang dimainkan berupa sudut pandang lain dari adegan yang sudah kita lihat. It’s fun. Tapi tidak benar-benar membuat cerita film ini jadi ada naik-turunnya. Malah tampak seperti memudahkan. Hanya terasa seperti alat untuk meletakkan momen demi momen unik. Jika kita tarik ulang dari babak pertama, yang inciting incidentnya datang dari Batu-Batu sudah dihancurkan, kemudian cerita maju ke lima tahun kemudian di mana satu tokoh muncul dengan gagasan soal time-travel, lalu Avengers berusaha dikumpulkan kembali sambil melakukan eksperimen time-travel, maka set-up film ini terasa ada dua kali. Sebelum dan sesudah inciting incident. Sebagian karakter sudah menemukan zona nyaman kedua mereka – sudah ada yang punya keluarga, maka tentu saja akan ada konflik ketika disuruh untuk mengulang kembali hidup mereka. Untuk film dengan durasi tiga-jam, bercerita dengan struktur seperti demikian tentu dapat ‘melukai’ pacing secara keseluruhan. I mean, meskipun gak kerasa panjang karena kita semua sudah demikian terinvestnya sama kisah mereka yang sudah dibuild up selama sebelas tahun, tapi tetap saja terasa eksesif jika dari tiga-jam itu dua pertiganya berjalan dengan slow; dengan banyak penjelasan, dan minim aksi. Ada beberapa bagian yang mestinya bisa ditrim sedikit. Mungkin bukan durasinya, tetapi lebih ke pemanfaatannya. Antara pengenalan, time-travel, dan pertarungan final – practically babak satu, dua, dan tiga – masih terasa terlalu banyak momen-momen yang gak kohesif.

 

 

 

Untuk sebuah finale, film ini secara cerita terasa kurang kohesif tapi berhasil tampil memuaskan secara emosional. Dia sanggup mengikat begitu banyak arc tokoh, mengambil resiko-kreatif dalam melakukannya. Dia dimulai dengan arahan yang sangat berbeda dari superhero kebanyakan. Masalah yang timbul dari pilihan ini adalah pace cerita yang dapat menjadi lamban, dan film menempuhnya secara head-on. Memilih satu yang paling obvious dari banyak kemungkinan, dan tetap saja hasilnya bikin fans dan penonton kasual sama-sama seneng. Porsi aksinya mungkin tidak banyak-banyak amat, malah mungkin lebih terasa seperti sekelebat penggalan momen-momen, ketimbang sekuen gede yang bercerita runut lewat aksi, tapi tetaplah sebuah sajian untuk mata. Kemenangan terbesar film ini, singkatnya adalah, berhasil untuk membuat sesuatu yang sudah ‘inevitable‘ menjadi tetap terasa baru dan penuh kejutan.
The Palace of Wisdom gives 7 out of 10 gold stars for AVENGERS: ENDGAME.

 

 

 

 

 

 

That’s all we have for now.
Apakah kalian rela meninggalkan apa yang sudah didapat hari ini demi memperbaiki kesalahan di hari kemaren?

Tell us in the comments 

Remember, in life there are winners.
And there are losers.

 

 

 

 

We?
We are the longest reigning BLOG KRITIK FILM TERPILIH PIALA MAYA.

 

 

 

Comments

    • arya says:

      Apa aja tuh? Soal Hulk, bukan salah satunya?

      Buatku ‘lima tahun kemudian’ itu memang dijadikan semacam excuse bagi film ini buat melakukan lompatan sehingga beberapa inkonsistensi bisa mereka ngelesin jadi perkembangan yang tak terlihat haha

      • galihdea says:

        1. yg bisa pegang infinity stone sebenernya siapa aja?
        2. tau-tau kok hulk bisa jadi kek di film?
        3. kok pas mau perang, tiba-tiba sepasukan kek ‘instant time-travel’?

        itu sih yg paling mengganggu, mas hahaha

        • arya says:

          1. semuanya bisa sih kayaknya, cuma gabakalan kuat, Stark aja kan koit dibuatnya
          2. yang ini agak maksa sih memang buatku, soalnya sebelumnya kan Banner gabisa manggil si Hulk lagi.. jawaban gampang dari filmnya ya dia riset selama limat tahun hahaha
          3. pasukan Thanos udah niat perang, pasukan avengers udah dengan sigap dibarisin ama Dr. Strange wkwkwk, film ini udah nanemin siapa sih yang gapercaya ama si doctor, gurunya aja langsung ngasih batu ke hulk begitu basically denger “Strange yang nyuruh” xD

          agak ‘dipermudah’ sih memang demi momen-momen

  1. lalaauliyahsn says:

    Plot holenya buat aku, waktu captain america ngambil scepternya di lift kan ngomong ya, trus abis itu berantem sama captain america masa lalu, nyentuh dadanya CA masa lalu pake itu dan ngomong ttg bucky (berusaha gk spoiler di kolom komentar XD), apa gak ngefek ke film CA; Winter soldier?

    • Febrian says:

      Kayaknya ga ngefek deh. Jadi konsepnya kalo batu2 itu diambil buat dibawa ke masa depan jam 9 lewat 10 detik 11, ntar dibalikin ya ke jam segitu juga biar ga ngerusak timeline, kayak dialog Banner sama gurunya Strange. Jadi ntar batu dibalikin tepat kayak pas diambilnya, yg artinya kejadian setelah itu, termasuk Captain ketemu Captain, ga pernah ada.

      • arya says:

        tapi kalo gitu ntar semuanya jadi ikutan kereset dong?

        menurutku dari yang dijelaskan Hulk semua kejadian di alternate universe itu ya tetep bakal jalan (contohnya Steve Rogers yang di masa lalu memilih untuk jadi tua), batunya dibalikin cuma semacam kayak minjem, kalo gak dibalikin nanti reality masa lalu kehilangan batu-batu masa depan mereka sendiri bakal suram haha

    • arya says:

      Seperti yang dijelasin Hulk waktu War Machine bilang kenapa gak sekalian bunuh Thanos waktu masih bayi; karena reality/universe dua timeline itu berbeda, maka kejadian kayak CA ini gak ngefek buat Winter Soldier yang udah kita tonton, ngefeknya ke Winter Soldier di universenya si CA versi masa lalu

      • Febrian says:

        Ah iya bener. Dan ini bisa nyambung ke Loki yg kemaren kabur abis mungut tesseract yg dijatohin Tony. Jadi mungkin series solo Loki yg mau dibuat ini bakalan beda universe sama universe MCU yg selama ini kita tonton. Makin luas aja dah ini Marvel kalo beneran sampe mau ngeksplor universe lain. Belom lagi nanti X-Men, Fantastic 4, Deadpool, dll. Ngeri euy ngebayanginnya. Hahahaha…

      • Febrian says:

        Iya ada seriesnya, Bang. Sejauh ini sih ada tiga series yg mau dibikin. Loki, Wanda & Vision, sama Falcon & Bucky. Adegan yg terakhir kemaren juga kayaknya emang buat prolog series Falcon & Bucky deh. Bahkan pemain seriesnya juga akan sama kayak filmnya. Hail Marvel. Hahahaha…

  2. lalaauliyahsn says:

    Mau nambahin, buat komentar atas poin ke-3, sebelum hulk jentikin jari, dikasih tau sama Cap, untuk jangan nge reset waktu, bawa semua yg jd debu ke thn 2023, jangan ke thn 2018.. begitu

  3. Febrian says:

    Sejujurnya, final battle atau battle2 minor lainnya jauh lebih seru Infinity War. Tapi Endgame ini buat saya pribadi lebih seru, lebih dekat, lebih mahal (tentu bukan dari sisi budget ye maksudnya. Hehehe…). Kita dikasih liat kalo mereka itu manusia yg kebetulan(?) punya kekuatan super, bukan manusia super yg emang diharuskan buat menjaga manusia2 lain. Mereka bisa sedih, putus asa, rapuh, dll. Mereka adalah kita dalam perjuangan yg lain. Good job, Marvel.
    Film ini juga fan service banget buat mereka2 yg ngikutin film2 MCU dari awal. Banyak banget dialog2 yg diambil dari film2 sebelumnya. I can do this all day, misalnya #ups spoiler, hehehe. Yaaaaa, sesuai judulnya, Endgame, bener2 ending yg emang pantas. Yg sekarang jadi pertanyaan, apa bisa Marvel membuat hype yg segini besarnya di film2 mereka berikutnya? Saya kok kurang yakin ya.. Langsung aja lah bikin crossover Marvel vs DC. Hahahaha….
    Btw, nice reviewnya, Bang. Good luck.
    Dan terimakasih Marvel buat Marvel Cinematic Universe-nya.

    • arya says:

      terima kasiiihh..

      sepertinya memang jadi PR yang berat sekali ya buat Marvel, gimana melampaui apa yang sudah mereka ciptakan di Endgame ini. Tapi aku percayalah mereka pasti bisa, paling enggak ngepacing waktu dan urutan tayang film-film berikutnya

  4. Farah says:

    (SPOILERS AHEAD)

    wah kusenang reviewnya gercep hahaha jd bs lgsg diskusi.

    first thing first menurutku ini fan servicenya bagus banget sih, dan soal pace yg agak lamban, aku setuju, memang di awal sedikit banyak drama, jadi bingung film ini mau dibawa kemana arahnya, tp pada akhirnya kebayar bangetttt, pas cap tb2 bisa gunain mjolnirnya Thor juga satu bioskop tepuk tangan hahaha, heroik banget. apalagi pas adegan ‘avengers assemble’. oh my God, jujur sempet netes pas bagian itu, masih merinding kalo ngebayangin sampe skrg.

    balik ke soal pacing, after all menurutku itu reasonable juga sebagai building karakter masing2, iya nggak sih? kayak hawkeye yg akhirnya bisa ‘hidup’ di film ini. dan mendramatisir endingnya (tony meninggal), sedih sih, tapi sedih yg bangga gitu, krn memang udah banyak di singgung di awal, salah satunya faktor tony yg ‘gak bisa’ istirahat. dan akhirnya pepper potts yg blg ‘its ok, you can rest now’
    yaampun ngetiknya aja merinding lagi, lgsg ke flashback semua film ironman dari awal :’)

    • arya says:

      bener sekali, makanya aku gak jadi ngasih 6, karena slow pace ini bukan kesalahan, melainkan pilihan memang harus dibeginikan kalo mau ngebangun emotional satisfaction yang diincar film ini

      PS personal opinion: kalo disuruh milih Hawkeye atau Black Widow, aku memang lebih milih Hawkeye sih, soalnya dari dulu paling gak suka ama Black Widow. Dan di film ini terbukti dia satu-satunya loose end yang gak ada tambatan (cuma dia yang gak ada ikatan keluarga atau konflik personal), lagipula dia sudah teroverpower sama tokoh-tokoh lain (kayak Krilin di antara manusia Saiya) hhaha

      • Farah says:

        iya juga ya, kematian black widow ini ngga ada tambatan sm sekali, malah di film dibilang bahwa avengers lah keluarganya, and thats all.

        wah iya nih mas, aku kmrn sempet baca di artikel atau dimana, kevin blg bahwa film spiderman far from home ini ternyata masih masuk phase 3 loh. jadi film terakhir di phase 3 bukanlah endgame, tp justru spiderman, krn nanti waktu cerita spiderman adalah sesaat setelah peristiwa endgame ini. baru setelah film spiderman, masuk phase 4. gituuu

  5. Febrian says:

    Dan tikus adalah lambang Disney, rumah besar Marvel Studios. Apa ini bisa dibilang kalo Disney penyelamat Marvel? Hahaha…
    Iya masih ga terima soal Black Widow. Dia harusnya di situ mimpin yg cewek, sekaligus wakil dari Captain America. Huhuhu… Tapi film solonya katanya sebelum dia gabung ke Avengers ataupun SHIELD. Mungkin pas di Budapest bareng Hawkeye itu. Kan disebut tuh di dialognya.

    • Farah says:

      nah iya, soal black widow sm hawkeye juga sempet jadi perbincangan nih pas film winter soldier keluar. krn disitu ke gap black widow pake liontin gambar panah sepanjang film, kirain emg ada sesuatu antara mereka. tp pas di age of ultron, plotnya malah black widow ship sm hulk, trs tb2 hawkeye punya istri sm anak. makanya akhirnya banyak fans yg sempet protes sm sutradara age of ultron saat itu

    • Iindrtn says:

      Iya nih penasaran sama masa lalu black widow sama Hawkeye, kiraiin mereka ada spesial relationship gtu kan kalo pas nonton Avenger pertama

      • Febrian says:

        Tapi di Age of Ultron dijelasin kok kalo mereka cuma temenan. Mungkin mereka terjebak friendzone. Hahaha… Dan lupa ada di film mana, Hawkeye itu yg nyelametin Nat sekaligus ngerekrut dia ke SHIELD. Budapest kayaknya emang timeline yg pas buat mereka berdua deh.

  6. Albert says:

    Saya yang mengganjal mengapa Nebula jahat mati tapi Nebula baik yang di masa depan tidak ikut mati. Waktu saya tanya gini di blog lain katanya time travel ini beda universe jadi matinya Nebula di masa lalu ga ada pengaruhnya dengan Nebula masa sekarang. Tapi mereka bingung lagi kalau beda universe, harusnya kalau Steve Rogers pilih hidup di masa lalu, dia berada di masa lalu beda universe dengan cerita utama. Dan Steve tua harusnya ga bisa muncul di Universe sekarang. Menurut mas Arya gimana?

    • arya says:

      ya karena beda universe itu makanya Nebula kita gak ikut mati, dan Gamora masa lalu gak seketika jatuh cinta sama Star-Lord. Praktisnya ada dua Gamora, dua Nebula. Soal Captain America, menurutku yang muncul sebagai orang tua di akhir itu adalah Cap universe kita, hanya saja dia memilih hidup hingga tua di masa lalu, dan baru kembali saat sudah tua (ini didukung kata-kata Hulk bahwa berkat teori kuantum, time traveler mereka bisa berada di masa lalu selama ia mau, dan di masa sebenarnya dia hanya pergi selama lima detik). Tapi pun teori ku ini tetap ada kelemahan, yakni di masa lalu itu seharusnya ada Rogers yang kurus juga, apa yang terjadi sama dia. Dan kenapa Rogers tua malah muncul di bangku pinggir danau, bukannya di lingkaran kuantum device.

      • Albert says:

        Kayaknya di ending Gamora yang di universe kita enggak ada mas, entah dia tetap mati atau gimana belum jelas.

        Kalau ikuti logika Mas Arya, Captain enggak balik lewat lingkaran. Dia hidup sampai tua lalu pas hari itu dia datang ke tempat Avengers entah naik mobil atau gimana gitu bukan pakai lingkaran waktu. iya ada 2 Rogers, mungkin Rogers tua ini bersembunyi bareng Peggy, ganti nama atau gimana biar Rogers yang kurus tetap pakai identitas Captain.

        Cuma ya gitu, kalau nebula beda universe kan harusnya Captain pas balik masa lalu juga beda universe, enggak bisa datang ke dunia kita rasanya.

        • arya says:

          Pergi si Gamora kayaknya, karena dia ngerasa asing, biar ada tujuan si Star-Lord hidup ahaha

          sesuai rule di film, mestinya gak bisa begitu, masa lalu dan masa sekarang gak bisa ketemu karena belum tentu pada masa lalu yang dihidupi Cap America itu, ada Sam, Hulk, dan Bucky lagi di exact spot dan ngelakuin hal yang sama di kemudian harinya. Logikanya memang musti balik pakai serum kuantum kan. Kemungkinan lainnya adalah di masa lalu Cap America kita hidup itu ada ‘mesin waktu kuantum’ lain dan dia pulang pake itu, jadi gak lewat portal yang sama – tapi ini long stretch banget ngira-ngiranya ahahaha

      • Vamprose says:

        Mungkin Steve Rogers baliknya bukan ke masa waktu ada yang kurus, tapi ke tahun 1970 sekalian balikin Tesseract, terus dia masuk ke ruangannya Peggy deh (tapi ini ngga mungkin ya kalo ngeliat kondisinya pas balik udah serenta itu, pasti usianya udah di atas 65 tahun)..

        Yang bikin bingung satu lagi sih ya itu kalo bakal jadi beda universe karena balik ke masa lalu kenapa bisa muncul di tepi danau, dan kalo mutusin buat balik pake gelangnya kenapa ngga muncul di lingkaran..

      • Albert says:

        Kalau kupikir lagi mungkin ga sih Steve Rogers memang pindah universe, lalu di universe itu dia buat mesin waktu juga untuk balik pas tua. Kan mestinya di sini bisa bikin, di sana juga bisa bikin? Aku juga terbayang Dr Strange bilang cuma 1 ini yang Avengers menang, mestinya universe lain kalah ya. Ah mungkin yang buat cerita juga ga mikir sejauh ini ya.

        Iseng2 kulihat Review Infinity War ternyata 7,5. Berarti lebih bagus dari Endgame ya

        • arya says:

          Hahaha, dia langsung nyari Wakanda minta buatin shield sekalian ama time machine juga kali.

          Lucunya satu lagi adalah, di universe masalalu yang batu-batunya dipinjem itu udah gak ada Thanos, karena kan Thanosnya pindah ke masa universe kita, terus semua pasukannya dibantai. Jadi di universe masalalu tempat Cap menua itu damai gak ada perebutan batu dari Thanos. Jadi musuh besar Avengers di universe tersebut siapa ya kira-kira? Lokikah – karena dia gak dibunuh Thanos kan berarti?

          Iya nih, aku lebih suka Infinity War. Lebih nyatu aja gitu, lebih nendang juga.. aksinya pun lebih banyak

      • Albert says:

        Iya ya ga terpikir ke sana aku. Berarti Avengers telah menyelamatkan 2 universe. Hahaha. Btw filmu MCU yang paling kusuka bukan 2 Avengers ini tapi Civil War. Rasanya puas ya gelap ya lucu ya ramai. Ga ada ganjalan sih logikanya cuma sedih aja liat mereka berantem. Dan yes reviewnya dapat 8,5 kulihat hahaha.

        • arya says:

          Hahaha curang berarti si Cap, milih hidup ampe tua di dunia yang damai

          Keren sih soalnya Civil War, membenturkan dua ideologi superhero. Dan looking back Iron-Man di film itu udah nyaris kayak Thanos versi mini, cara pandang mereka mirip ternyata.

          Kalo MCU yang paling aku suka, sejauh ini tetap Thor: Ragnarok ahahaha.. dibilang serius, dia receh. Tapi dibilang receh, ternyata punya gagasan yang kuat. Plus warna-warni dan dunianya udah superhero komik banget

    • Albert says:

      Iya sih membingungkan. Ya sudahlah yang penting Steve bahagi a sama Peggy. Layak banget setelah pengorbanannya selama ini. Sedih Ironman idolaku tewas. Tapi setidaknya sempat bahagia punya keluarga.

      • Albert says:

        Eh Mas, Peter Parker hidup di tahun berapa jadinya ya? Kalau 5 tahun nambah harusnya Ned dan sekolahnya juga tambah tua? Hahaha

        • arya says:

          hahaha iya ini kocak sih setelah dipikir-pikir… mustinya si Parker udah tinggal kelas lima tahun ya, teman-temannya udah ada yang lulus.. kecuali kalo satu sekolah itu hilang semua pas dijentik lima tahun yang lalu

        • arya says:

          kontradiksi sih, soalnya kalo ada 2 Captain dengan kesadaran yang sama hidup dalam satu timeline yang sama pula, rule time travel yang film ini pakek jadi kelanggar.

      • Albert says:

        Iya kayak ada 2 aturan sih. Katanya kalau melanggar itu ga ada pengaruhnya sama waktu kita karena ciptain timeline baru. Tapi aturan lain kalau dikembalikan ya timeline barunya itu lenyap balik ke timeline kita. kok bisa gitu ya.

        Yang penjelasan versi barat malah dijelasin suami Peggy yang timeline kita ini ya Steve tua karena ga pernah disebutkan nama dan fotonya.

        Selain itu cerita 5 tahun ke depan juga harusnya ga perlu ya. Biar di tahun 2018 aja supaya ga ada beda usia pas balik dan ga ada masalah kayak komen di bawah itu. Tapi memang tujuannya supaya Ironman bahagia dulu sih ya. kalau langsung 2018 Ironman ga dapat happy ending.

        • arya says:

          complicated bgt kalo udah urusan time-travel mah.

          Salah si Cap juga sih pake sok keren mau tinggal lama di masalalu tapi gak bilang-bilang dulu. Harus banget nunggu ampe dia tua. Coba kalo sebelum dia dikirim balikin batu, dia ngomongin hal serupa ke Falcon, nitipin perisainya, ngasih tau baek-baek sama Hulk dan semua Avengers dia gak bakal balik lagi, terus kita lihat adegan dia dansa di masa lalu.. beres, kita dapet feelingnya dia, sekaligus juga gak jadi rumit ga-perlu kayak sekarang xD

  7. arya says:

    Asgardian of Galaxy.
    Misi: menjaga keamanan tata surya.
    Misi sebenarnya dari kapten sebenarnya: mencari cinta Gamora.
    Hihihi kocak ini kalo ada spin-offnya

    Bener sih, makanya aku mixed kalo urusan time travel dan alternate universe. Seru dan fun sih, banyak kemungkinan cerita lama yang terasa baru, tapi salah-salah malah jadi membingungkan dan bisa-bisa meniadakan satu untuk episode baru.

    • Iindrtn says:

      Hahaha, gw curiga ini nanti si star lord bakalan bikin ulah demi nyari gamora, kan ditunjukin ya pas ada layar gtu di pesawatnya dia kyak cari keberadaan gamora. Oh iya jadinya infinity stone setelah perang berakhir ini bakal tetep udah musnah karna sebelumnya dihancurin thanos apa balik jadi ada lagi ? Kalo musnah si Dr. Strange ntar nggak megang time stone lagi dong.

      • arya says:

        Bakal tetep musnah sih, tapi infinity stone di timeline yang lain (yang dikembalikan Cap) masih ada, tinggal nunggu dicuri dan dibawa ke sana kemari oleh penjahatsuper yang baru xD

    • arya says:

      banyakan infinity war, di mid point juga ada big battle juga kan.. kalo endgame tengahnya lebih fokus ke petualangan di masa lalu, ada sih berantem dikit-dikit – pertemuan yang tak terduga, tapi tengah film ini dimaksudkan lebih ke ‘perang’ tokoh dengan masa lalu mereka sendiri

  8. Sursur says:

    Gw malah khawatir MCU setelah Avengers endgame ini. Dan mungkin kesempatan buat DCEU buat masuk ke kelas yang gede Segede MCU. Karena pasti ada fans mcu yang suka dengan tokoh-tokoh yang meninggal di endgame ini, bisa jadi mereka-mereka itu ninggalin mcu, tentu tidak bagi yang fans marvel

    • arya says:

      regenerasi tokoh superheronya harus pas tuh, karena saingan mereka ntar papan atas DCEU semua kan.. buatku seru sih kalo peta dua studio ini begitu, yang khawatirnya tuh nanti film2 MCU isinya cameo2 superhero lama aja buat menghibur fans haha

      • Farrah says:

        Wah mas yg kasih compliment peter quil lgsg loh itu hahahahahaha.

        Btw mau nanya lagi dong mungkin disini ada yg tau penjelasannya. Di infinity war kan si thanos sempet notice tony stark ya pas di planet titan, pdhl tony disitu keadaannya lg pake armor. Nah kayanya ini ga kejawab ya di endgame knp thanos bisa kenal tony?

        • arya says:

          hahaha tadi aku sebenarnya kaget, kirain Quil beneran xD

          o yang pas mereka berantem sebelum dikasih batu sama Strange ya? kayaknya Thanos ngenalin Stark sedari kejadian di Avengers pertama; Ironman sampe terbang ke luar angkasa kan buat ngalahin pasukan monster si Thanos, ngegagalin rencana dia ama Loki.. jadi setelah itu Thanos langsung stalking akun medsos ironman, eh… wkwkwk

  9. andyrafael3 says:

    Menurut gue filmnya 8,5/10 sih bang, dapet banget di semua adega.
    Cuma satu yang agak aneh.
    Gimana ceritanya infinity gauntlet si thanos bisa dituker sm iron man?
    hahaha

    itu aja sih yg g masuk akal menurut gue bang. Agak maksa gimana gitu

    • arya says:

      karena buatan si stark kayaknya, dia yang tau cara kerjanya, dia yang pasti udah mikir ke depan buat bikin desain supaya gampang dituker kayak gitu hahaha

      Pada film ini banyak sih aspek-aspek majunya cerita yang seperti dimudahkan kayak tuker gauntlet itu, makanya aku agak berat juga naruh ke level delapan. That, dan elemen time-travel yang bahkan film ini self-aware elemen tsb sudah banyak dilakukan sebelumnya.

      • andyrafael3 says:

        Bukan digampangin lg ini bang, udah g masuk akal ini wkwkw
        Pdhal dia udah pake power stone dari gauntletnya buat nghajar capt Marvel, berarti gauntletnya kan asli

        La masa diraba2 sm iron man bisa berpindah tangan? wkwkwk

        Kasihan banget si thanos ini, nanti kl ada peliharaan aq kasih nama thanos aja wkwkwkw

        coba nntn man of steel aja bang, hrsnya bisa nembus angka 8nya bang arya

        • arya says:

          Thanos ternyata masih terlalu peduli untuk seorang bos penjahat aahahaha

          sipp ntar coba aku tonton… ngomong-ngomong soal nembus 8, aku barusan nonton film bioskop yang nembus 8, mantep deh!

  10. Dimas says:

    akhirnya ada review yg ngasih nilai wajar “7/10” sedangkan beberapa akun review ngasih nilai perfect buat Endgame.. sy sih setuju sama mydirtsheet bagian awal bener2 nunjukin gimana rapuhnya para superhero ini. bagian time travel ini yg bagi sy agak “meh”

    btw akting RDJ disini pantes dapet nominee Oscar gak sih?? feelnya kog dapet banget kayaknya..

    • arya says:

      aku percaya tidak ada yang sempurna haha

      kurang rintangan juga sih menurut aku bagian time travel itu soalnya tujuannya cuma bentrokin tokoh-tokoh sama masa lalu mereka.

      menarik sih, belum ada kan ya peran superhero Marvel yang masuk nominasi Oscar?

  11. arya says:

    Sama Scarlet Witch aja Thanosnya hampir kalah kan…

    Kalo dipikir-pikir, memang sih kasian Thanos yang ini. Semua yang jadi debu itu ngamuk marah balas dendam ke dia, padahal kan yang menjentik mereka bukan Thanos yang ini. Tapi Thanos yang pertama. Thanos ini kan Thanos dari masa lalu yang belum kenalan sama Avengers. Belum pernah megang Infintiy Stone. Walaupun sama-sama jahat, tapi kan tetep aja Thanosnya beda – paling enggak, Thanos yang ini belum punya dosa bikin orang-orang jadi abu. Jadi Avenge alias pembalasan dendam superhero jagoan kita itu agak semacam salah orang, yagaksih xD

    Aku nunggu-nunggu banget interaksi Captain Marvel ama Nick Fury secara dua rekan ini udah lama banget gak ketemu, tapi ternyata gak ada. Mereka satu frame cuma pas pemakaman Stark. Kesel juga sih kenapa Marvel gak diikutkan ke dalam misi time-heist. Kan seru kalo dia balik ke masa lalu dan bawa tesseract yang dimakan sama si kucing hhihihi

    Simpelnya sih setiap tokoh itu jadi ada dua kan. Nebula masakini dengan Nebula masalalu. Dua-duanya itu enggak dalam satu kurun dunia yang sama. Jadi kalo Nebula masalalu mati, yang masakini masih hidup. Begitupun kalo Nebula kita yang mati, Nebula masalalu yang masih jahat itu tidak akan ikutan mati, dia masih bisa lanjutkan hidupnya sendiri.

    • Febrian says:

      Kayaknya peran Captain Marvel saat perang dan interaksinya sama Guru yang ga dieksplor karena Endgame ini syutingnya duluan ketimbang Captain Marvel. Jadi mungkin belum punya banyak gambaran. Sayang banget sih, saya juga termasuk yg pengen liat porsi lebih dari Captain Marvel. Sempet ngeduga2, jangan2 Carol kenal sama Howard Stark. Dan Wanda/Scarlett Witch kuat banget ternyata ya. Bisa lah itu setara Carol karena emang kekuatannya sama2 dari Infinity Stones.

      • arya says:

        oo pantesan, takut nanti gak kontinu ya interaksinya kalo lebih dieksplor..

        semoga kalo ada gotg 3 ada penampakan captain marvel lagi nyebrang dari planet ke planet ahahaha

        Wanda is the queen! ahahaha

  12. arya says:

    bener juga sih, jatohnya jadi egois karena mereka melakukan skala gede terhadap banyak dunia, tapi kita hanya melihat dari sudut pandang mereka. Gimana dengan penduduk lain yang udah move on dengan hidup mereka.. cek komenan di bawah deh, ada yang ngomen menarik banget soal ini haha

  13. arya says:

    iya juga ya, mestinya cuma Parker dan beberapa temannya yang nambah tua, dan itu bakal mengcomplicated banyak hal saat mereka kembali setelah hilang 5 tahun. kecuali kalo memang satu sekolah itu jadi debu semua.

    hahahaha intermezzonya menarik banget! bener sih, egois jadinya para avengers.. orang-orang yang udah move on ama jentikan thanos jadi ribet hidupnya ntar ketika keluarga dan orang yang dicintai hidup lagi. dan film pun gak memperlihatkan keadaan dunia setelah yang jadi debu balik lagi kan? kita hanya ditunjukkan pemakaman ironman dan cerita-cerita superhero.. jadi mereka menyelamatkan dunia untuk siapa ya kalo begini? 😀

    • soearadiri says:

      Duh gara2 jadi debu kemaren gua kudu nyoblos lagi dah, mana besok UN cuma sama si Tohir lagi, jadi gak bisa nyontek, kan dia bego. Akan lebih mudah kalo si Miun jadi debu juga kemaren secara dia lumayan pinter, tapi karena dia gak jadi debu sekarang dia malah lagi persiapan mau kawin, semua gara2 si Thanos

      • arya says:

        tapi kakaknya si miun kasian ya, sekarang tuaan si miun daripada dia.. tetangga mereka yang kembar juga kasian, yang satu kan jadi debu, sekarang mereka gak mirip lagi karena yang satu masih anak-anak, satunya lagi udah remaja.. semua garagara avengers

  14. Hanyaseekorcebong says:

    Spoiler…

    Campur aduk setelah nonton endgame.. Perasaanku bukan menjadi sebuah ending. Malah membentuk pertanyaan baru.
    Gak seperti nonton Infinity War, endingnya aku bener2 bergidik, spooky banget. Agak kecewa sama porsi Thor disini. Well, mungkin Russo mau berbagi porsi adil. Kemarin Thor dapat porsi besar di Infiinity War, sekarang mungkin giliran CA dan Ironman..

    1. Merinding melihatn barisan superhero wanita , wooww Marvel akan punya banyak kejutan nih untuk perempuan di dunia. Sedih karena Balck Widow gak ikut di barisan itu.

    2. Aku seneng banget momen Spiderman ketemu Ironman. Feels so good.

    3. Moment saat “Cap, do you hear me?”, serasa film The Lord of the Ring : Return King. Waktu Raja Aragorn bawa pasukan hantu2 disaat yang lain sudah terasa mendesak. Seperti bala bantuan

    4. Yaa, soul stone! Kalau CA kembaliin, gimana caranya? kalau gitu, bukannya Black Widow bisa balik lagi? Kayak barter gitu.. Misteri banget.

    5. Thor gabung ke GOTG. Jangan2 film berikutnya Thir sudah diet selada dan kembali menjadi tall man, good looking, no need saving

    Aduuhhh aku bakalan kangen merekaaa… Kangen mereka assembled lagi.. Sedih, tapi aku setuju, jangan ada pengganti ini itu. Kayak DC. Yang ada fans fokusnya sama aktornya, bukan filmnya.
    Jadi Iron Man, CA dan yang lain tidak tergantikan

    Yah kebanyakan curhat hehehhe… Aku setuju bagusan perang di Infinity War.. Tapi senang melihat semua superhero kembali setelah jadi abu..

    Love you 3000, Tony!!

    • arya says:

      Hahaha salah langkah si Thanos, mestinya yang dia jadikan debu itu superhero-superhero cewek aja, pada kuat dan badass semua ternyata hahaha… Scarlet Witch one on one mampu ngalahin dia XD

      Aku masih ragu, yang jaga Soul Stone itu si Red Skull bukan sih? kalo iya, bisa nostalgia tuh Cap sama dia pas balikin batu – ini bisa jadi satu film sendiri wkwkwk

      Jadiin serial seru tuh kayaknya Asgardian of Galaxy, ‘saingan’ Star-Lord ama Thor, we could watch that all day!

      • Hanyaseekorcebong says:

        Iya,, duh sedikit lagi itu Thanos bakalan hancur sama Wanda. Pas gebukin Marvel juga gak mempan, licik banget nyerang pakai power stone.

        Rambut cepaknya Marvel keren, ganteng euy…

        Iya, itu Red Skull di CA. Hmm mungkin diajakin ngopi bareng sama CA pas balikin batunya. Terus dibisikin, “Hidup Hydra”, Red Skull jawab :Monggo mas, di taruh aja batunya” 😀

        Seru seru seru, Thor yang masih belum selesai kontraknya. Gak sabar nonton GOTG 3.

        Masih belum ketebak bagaimana Marvel membawa film2 yang lain. Bagi yang menonton, PR banget harus nonton dari awal, jadi kayak X-Men.

      • Hanyaseekorcebong says:

        Btw, kenama Mas Arya bilan kalau Thor seperti menyindiri Aquaman di scene hadapan dengan Marvel dan juga Scene dengan Valkrye?

        • arya says:

          Aku jadi ngebandingin Thor ama Aquaman ketika lihat setting Asgard yang kota di pinggir laut mirip ama desa tempat Aquaman gede. Perawakan tokoh ini pun mirip, maka dijadikan candaan oleh Thor yang menggemuk. Cerita mereka juga sama-sama tentang menjadi raja. Namun ketika whole movie Aquaman berisi tentang semua orang membujuk dia menjadi raja karena dia putra mahkota yang sah, Aquaman be like “well, ya tapi aku… Hell yeah, I’m the King! walau aku tak kenal rakyatku”, arc Thor yang diselesaikan pada Endgame adalah menyadari bahwa dia bukan satu-satunya yang pantas, bahwa dia banyak kelemahan manusiawi meski worthy.

          Thor membuat kita melihat dewa dan raja sebagai manusia, maka ultimately semua manusia bisa membuat diri mereka worthy untuk menjadi raja (Valkyrie yang tadinya PTSD dan pemabuk, contohnya) Yang berkebalikan dengan Aquaman yang bicara soal chosen one yang harus memenuhi takdir/warisannya no matter what.

  15. Irfan Satya Aji says:

    siang mas, br ada waktu nih buat komentar haha.

    kayanya time travel atau time heist ini cukup membingungkan tetapi mempunyai fungsi memudahkan (menyingkatkan) jalan cerita ya mas hehe

    entah kenapa aku berharap film ini bisa lebih tragis lagi memperlakukan tokoh2nya. rasanya momen2 battle di film ini kalah kuat dg infinity war (secara waktu itu thanos kaya susyah bgt dibuat mati – berdarah aja susah – hehe). kok entah kenapa di film ini thanos dan rombongan kaya kurang mantep gitu haha

    • arya says:

      soalnya Thanos dan rombongan yang dihadapin di Endgame ini, bukan rombongan Thanos yang sama dengan yang di Infinity War. Thanos yang belum mulai ngumpulin batu, kalo ibarat game exp/level Thanos yang ini jauh di bawah level Thanos Infinity War ahahaha, makanya lebih gampang dikalahkan. Masih noob xD

  16. Farah says:

    Baru bgt ntn endgame yg kedua kali dan banyak terjelaskan sm beberapa hal. Wlpn tetep masih aja ada plothole.

    1. Soal hulk yg tb2 jadi gede & berdamai sm bruce, ini ternyata udah di jelasin sm dia sendiri pas pertama kali ketemu cap, nat & scott; dia blg setelah kejadian infinty war, yg dimana bruce & hulk sama2 ngerasa gagal. Bruce yg tadinya menganggap hulk adalah penyakit, akhirnya menganggap hulk jadi ‘obat’, dan turns out mereka melakukan percobaan selama 18bulan di lab untuk menyatukan otot & otak (kelebihan bruce + kelebihan hulk) cmiiw

    2. Waktu ancient one ketemu prof hulk, sempet sounding bbrp teori ttg time travel di film ini; mereka blg kalo iinfinity stones diambil dan dibawa ke masa depan, realita baru akan muncul yg intinya kehidupan mereka jadi hancur krn hidup tanpa infinity stones. Tp prof hulk blg, saat nanti stonesnya dikembalikan ke tempat semula, semuanya akan ke reset dr awal (ini sbnrmya msh bingung, tp itu yg dibilang bruce)

    2. Prof hulk blg, semua teori time travel yg ada di film sblm ini itu omong kosong, mereka ga bs balik ke masa lalu untuk ngubah masa depan. Justru kalo kita ke masa lalu, masa lalu itu jd masa depan kita, masa skrg jadi masa lalu. (Yg kayaknya balik lagi ke teori nmr 2, krn mereka ke masa lalu hanya untuk minjem infinity stones, maka setelah dibalikin ya kayak ngga ada apa apa aja, sesuai timeline)

    3. Wanda memang se-overpower itu ya, td sempet notice pedangnya thanos sampe patah sedikit waktu one on one sm wanda. (Pdhl shieldnya captain america bisa di belah sm pedangnya thanos. Yg artinya wanda > pedang thanos > shield captain america)

    4. Kalo merujuk point 2 sm 3 soal teori time heistnya marvel, dan kenapa nebula 2014 ga mati pdhl udah di tembak nebula present, mungkin krn di masa thanos 2014 ini ga ada infinity stones yg diambil, jd ga ada yg ke reset istilahnya. Wlpn tetep masih bingung soal gmn nanti kejadian infinity war atau yg lain. (Mungkin ada yg bisa bantu tambahin?)

    5. Soal cap yg menua. Ini tricky bgt sih, tp lagi lagi kalo merujuk point 2 & 3, setelah dia balikin semua stones, kan akhirnya ke reset. Ya dia tgl hidup aja dengan normal sm peggy, krn pun saat dia balik cap masih di es. Jd ga ada sesuatu penting yg terjadi, evenpun ada, another cap kan udah ditemuin (jadi masuk ke timeline marvel yg awal). Dan knp cap ga balik ke quantum device area? Ya krn dia dengan sendirinya balik ke danau tempat awal dia balik ke masa lalu. Krn sblm cap pergi, ada dialog prof hulk blg; km tau kemana harus pulang kan, cap? (entah ini merujuk ke koordinat atau tempat dalam artian sesungguhnya yaitu lokasi pinggir danau ini)

    6. Dan oh ya, baru sadar, sblm adegan hulk mengoperasikan quantum device buat cap, hulk jg sempet cerita ke cap bahwa saat dia snap finger untuk mengembalikan 1/2 universe, dia udah cb inget matasha (berharap natasha bisa ikut hidup lagi) tp ternyata ga bisa.

    So far baru ini sih yg kefikiran, mungkin kalo tb2 inget baru akan ditambahin.

    • arya says:

      1. Yup, orang sepintar si Bruce bisalah nemuin cara melakukan itu, meski pada akhirnya Hulk malah jadi seperti Beast di X-Men haha

      2,4,5. Bayangkan garis-garis mendatar yang sejajar pada halaman buku tulis, kurang lebih kayak gitu teori time dan reality dunia di Endgame. Saat Avengers masakini kembali ke masa lalu, mereka tidak mundur dalam garis realita yang sama. Melainkan mundur ‘menyebrang’ ke garis-realita masa lalu di bawahnya. Dua tokoh yang sama dari dua garis yang berbeda itu ketemu; 2 Nebula, 2 Cap America, 2 Iron-Man, dll. Ketika Nebula garis-realita masa lalu mati, Nebula garis-realita sekarang tidak ikut mati, karena mereka 2 Nebula yang berbeda.

      Yang perlu kita ingat adalah semua time-travel ini terjadi karena ada satu garis-realita kehilangan Infinity Stone mereka. Jadi benar apa yang dibilang Ancient One; Batu-batu itu menjaga keutuhan realita. Kata kunci dari kalimat solusi yang disebutkan oleh Hulk itu adalah Batu-batu yang dipinjam itu dikembalikan pada momen tepat setelah mereka dipinjam. Jadi bukan untuk mereset, melainkan supaya jangan sampai terjadi gangguan realita yang serupa pada garis-realita masalalu tersebut. Cukup garis-realita masakini saja yang ada timetravelnya. Bayangkan gimana chaosnya kalo nanti Thanos dari berbagai realita menyebrang garis-garis ke sana kemari nyari Batu-batu yang dipinjam bolak-balik sama Avengers dari berbagai realita.

      Jadi menurutku ketika Cap mengembalikan Batu, setelahnya tidak ada kejadian yang tereset. Cap goes on memilih hidup di garis-realita masalalu sebagai masadepannya. Meski aku masih gak tau pasti mengapa Cap kembali ke garis-realitanya sendiri tanpa melalui gerbang kuantum, dia malah muncul di kursi taman. Dan juga masih bingung karena sebenarnya Avengers mundur nyebrang dua kali; ke 2012 ama ke jaman ayah Tony masih hidup. Jadi ada 3 garis realita yang terusik di film ini mestinya.

      3. Yaay Wanda! Kekuatan balas dendam cinta tampaknya membuat dia kuat. Cuma kasiannya, balas dendam dia salah alamat. Thanos yang ini bukan Thanos yang membunuh Vision dan menjadikan dia debu.

      6. Nah yang ini aku kelewat.. haru juga sih berarti kalo ternyata Hulk sempat mikirin mantannya ahahaha

      • Farah says:

        Oh iya bener juga ya mas, tapi akhirnya the russo brothers jelasin juga nih soal misteri cap ini, like, finallyyyyyy :’)

        https://ew.com/movies/2019/04/30/avengers-endgame-russo-brothers-captain-america/

        Dan baru notice jg kalo si bucky ternyta sampe blg im gonna miss you cap, pdhl prof hulk blg dia cm pergi 5 detik. Menjawab semua pertanyaan jg knp ngga bucky yg dikasih shieldnya, malah sam. Yaa wlpn blm ada jawabannya jg 😀 udah bisa tidur tenang sekarang hahhahaha

      • Farah says:

        Saat aku nonton sebenernya kayak paham2 aja wlpn udah di niatin dr awal cari benang merah ttg time travel, krn memang bener, unsur time travel ini untuk mempermudah cerita. Tapi kalo udah di breakdown kayak gini ya ujung2nya plothole lagi plothole lagi hahahaha.

        • arya says:

          Resiko cerita time-travel gini nih ahahaha… Happy Death Day 2 malah lebih messed up daripada film ini. Film Spider-verse yang lebih cerdik sedikit, tokoh-tokoh dari realita lain, bahkan cerita di masing-masing realita film itu benar-benar dibuat berbeda jadi kita gampang bedain dan realitanya gak mudah… kusut. Hahaha, kenapa jadi kayak ngomongin baju pake kusut segala

      • Farah says:

        Hahahaha tapi pas aku baca2 komen awal lagi, teori mas arya bener ya, ada sesuatu yg terjadi di cap kita di masa lalu, makanya dia bs balik ke timeline utama tanpa melewati quantum device ini. Wlpn disitu dibilang long strecth 😀

        • arya says:

          Long stretch dibahas sekarang karena cluenya terlalu minim, dengan rule film yang ternyata – sudah terkonfirm sekarang di artikel tadi – memang belum dibeberin semua oleh pembuatnya.

          Dan buatku, untuk saat ini, Cap yang jadi tua muncul di kursi taman pada film ini tetaplah sebuah plothole atau elemen yang tak berhasil diceritakan dengan baik, hingga nanti serial yang berisi penjelasan tentangnya ditayangkan xD

      • Febrian says:

        Tapi menurut saya kok terciptanya alternate reality ini ke depannya justru malah akan menguntungkan semesta Marvel ya… “Sesuka hati” nantinya mereka bisa masukin karakter2 yang dari Fox macem X-Men atau Deadpool. Belom lagi Villains2 kosmik lainnya. Yaa, kita liat aja gimana cerdiknya Marvel. PR mereka besar banget setelah ngeliat hasil dan hype-nya sejauh ini.
        Kalo Captain yg tua itu mungkin di timelinenya dia juga udah ada mesin waktu, yg kalo dipikir2 bisa juga disebut mesin buat lompat universe ya… Jadi ya dia bisa tiba2 muncul di pinggir danau. Kan dia juga masih punya gelang gps waktu.

        • arya says:

          jelas bagi studio ini menguntungkan, kemungkinan dunianya bisa semakin banyak, bener bisa nambah macem-macem karakter. Bisa ada versi tua, muda, yang sudah mati di dunia lain pun nanti bisa dimunculkan lagi.

          iya kayaknya ada mesin waktu yang lebih sempurna di jaman Cap tua

  17. adi says:

    Dana marketing besar disney yang sangat berhasil, padahal menurutku biasa aja, perang hanya fokus di thanos, even sebenarnya dia gak jahat. Malah lebih menegangkan nonton GoT battle of winterfell, setiap karakter punya emotion dalam episode perang tsb melawan pasukan night king.

    • arya says:

      lebih seru perang di Infinity War kalo menurut aku mah.. adegan perang di Endgame banyak yang didekasikan untuk fans, jadi kadang ‘api seteru’ tokoh-tokohnya terasa ketinggalan

Leave a Reply to aryaCancel reply