• Home
  • About
  • Movies
    • STAND BY ME DORAEMON 2 Review
    • WRONG TURN Review
    • MONSTER HUNTER Review
    • JUDAS AND THE BLACK MESSIAH Review
    • MALCOLM & MARIE Review
    • DON’T TELL A SOUL Review
    • EARWIG AND THE WITCH Review
    • ALL MY FRIENDS ARE DEAD Review
    • SAINT MAUD Review
    • THE LITTLE THINGS Review
    • JUNE & KOPI Review
    • AFFLICTION Review
    • PIECES OF A WOMAN Review
    • ONE NIGHT IN MIAMI Review
    • NOMADLAND Review
    • MINARI Review
    • PROMISING YOUNG WOMAN Review
    • MA RAINEY’S BLACK BOTTOM Review
    • TARUNG SARUNG Review
    • SHADOW IN THE CLOUD Review
    • My Dirt Sheet Top-Eight Movies of 2020
    • ANOTHER ROUND Review
    • SOUL Review
    • ASIH 2 Review
    • WONDER WOMAN 1984 Review
    • SOUND OF METAL Review
  • Wrestling
    • Elimination Chamber 2021 Review
    • Royal Rumble 2021 Review
    • TLC: Tables, Ladders, and Chairs 2020 Review
    • Survivor Series 2020 Review
    • Hell in a Cell 2020 Review
    • Gold Rush: Clash of Champions 2020 Review
    • SummerSlam 2020 Review
    • The Horror Show at Extreme Rules (Extreme Rules 2020) Review
    • Backlash 2020 Review
    • Money in the Bank 2020 Review
    • WrestleMania 36 Review
    • Elimination Chamber 2020 Review
    • Royal Rumble 2020 Review
  • Books
    • My Dirt Sheet Top-Eight Original Goosebumps Books
    • Happy Family, Diary Komedi Keluarga Hahaha – Review Buku
    • Dhanurveda – Preview Buku
    • My Dirt Sheet Top 8 Animorphs Books
  • Uncategorized
    • My Dirt Sheet Awards CLOUD9
    • My Dirt Sheet Awards 8MILE
    • My Dirt Sheet Awards 7ANGRAM
    • My Dirt Sheet Awards HEXA-SIX
    • My Dirt Sheet Awards KELIMA
    • Find Your Own Voice
    • My Dirt Sheet Awards FOUR
    • The 3rd Annual of My Dirt Sheet Awards
    • The 2nd Annual of My Dirt Sheet Awards
  • Merchandise
    • Kaos buat Reviewer dan Anak Nonton banget!!
    • Kaos Sketsa Wajah #WYOF Wear Your Own Face
    • Kaos Halloween Specials
    • Kevin Owens Champion of the Universe Shirt
    • Mean Girls Customized Shirt
  • Toys & Hobbies
    • Tamiya: Everyone Needs Their Hobby
  • Poems
    • Pikiran Keluyuran
    • Jakarta, Jumat Senja, Hujan, dan Kamu
    • r(u)mah
    • Konstelasi Rindu
    • Jumat Pagi yang Basah
    • Pesan Untuk Hati yang sedang Patah
    • Aku Suka…..
  • Music
    • Growing Pains by Alessia Cara – [Lyric Breakdown]
    • Wild Things by Alessia Cara – [Lyric Breakdown]
    • Pesona Musik Iceland (Islandia)
    • Row Row Row Your Boat -[Lyric Breakdown]

MY DIRT SHEET

~ enter Palace of Wisdom, if you are invited

MY DIRT SHEET

Tag Archives: boxing

CREED II Review

28 Wednesday Nov 2018

Posted by arya in Movies, Uncategorized

≈ 2 Comments

Tags

2018, boxing, drama, family, life, love, mature, relationships, review, sequel, spoiler, sport, thought

“My family is my strength and my weakness”

 

 

 

Ada tujuh-puluh tujuh juara dunia tinju yang tercatat menurut film ini. Namun hanya ada berapa yang masih dikenal orang? Karena untuk menjadi juara yang hebat, tidak cukup dengan jago bertinju. Apollo Creed paham betul akan hal tersebut; bahwa petinju harus punya ‘cerita’ – kudu tahu apa yang sedang ia perjuangkan. Mempertahankan hal tersebutlah yang membuat seorang petinju kuat, yang dijadikan alasan kenapa dia harus menang, for he will lose evertyhing. Sebaliknya, ‘got nothing to lose’ membuat seseorang menjadi berbahaya. “Aku berbahaya!” raung anak Apollo di film yang kita tonton ini. Tapi di balik kata-katanya kita bisa melihat, Adonis Creed bimbang. Dia ragu. Dia takut.

Creed II adalah tentang pertarungan warisan antara dua anak petinju. Sedikit ‘pelajaran sejarah’; dalam Rocky IV (1985) Apollo Creed tewas saat bertanding melawan Ivan Drago, ia terbunuh oleh tinju lawannya, dan Rocky yang waktu itu di sudut Creed dipersalahkan banyak pihak lantaran tidak menghentikan pertandingan tak-seimbang tersebut. Dan sekarang, anak Apollo – Adonis Creed (kedua kalinya di tahun 2018 ini, Michael B. Jordan memerankan tokoh yang harus mengalahkan anak dari pembunuh ayahnya) yang baru saja menjadi juara dunia, ditantang oleh petinju baru dari Ukrainia, Viktor (Florian Munteanu ini petinju beneran ternyata), yang tak-lain dan tak-bukan adalah anak dari Ivan Drago. Jadi, pertandingan mereka punya banyak kemarahan sebagai bahan bakar. Banyak bobot yang ditanamkan secara personal kepada dua belah pihak. Film ini dengan sukses ngeflesh out bukan saja Creed dan keluarganya, melainkan juga keluarga Drago sehingga kita peduli kepada mereka semua. Kita akan menjadi begitu terinvest ke dalam cerita. Kalo dalam istilah wrestling; film ini berhasil ngebangun feud di antara mereka dengan sangat baik secara emosional. Sehingga bahkan terkadang aku hampir merasa kasian menyadari salah satu dari mereka harus kalah – karena cerita masing-masingnya sama kuat.

Dan actually ada satu pihak lagi yang berperan sangat penting. yakni si Rocky Balboa sendiri (Sylvester Stallone membuat kita teringat kembali kefenomenalan dirinya memainkan peran yang dibuat ikonik olehnya). Rocky yang tadinya menolak mempersiapkan Creed untuk pertandingan besar ini, lantaran dia merasa Creed masih belum siap, diberikan arc cerita yang juga sama menyentuhnya yang berkaitan dengan keluarga yang dulu ia tinggalkan demi perjalanan karirnya.

Siapa bilang drama cuma milik ibu-ibu berdaster?

 

Aku bisa melihat film ini bakal kena pukulan bertubi-tubi dari para kritikus dan reviewer soal formula ceritanya yang begitu standar; seperti film pertama Creed tiga tahun yang lalu. Ini adalah seri ke delapan dan exactly mengikuti formula cerita film-film Rocky terdahulu. Petinju yang kalah, kemudian dia mencari pelatih, ada montase latihan dengan musik yang membangkitkan semangat, dan kemudian pertandingan tinju yang spektakuler. Ini sama seperti memasak, katakanlah, nasi goreng. Resep itu akan selalu sama. Aku pengen lihat ada yang mencoba bikin film tentang petinju tanpa ada adegan latihan inspirasional dan tanpa pertandingan tinjunya. Hasilnya tentu saja bukan seperti film Rocky. Creed dan Creed II memang menggunakan formula dan resep yang sama – supaya kelihatan ciri film Rocky-nya – karena mereka ingin menghidupkan dan meneruskan kembali cerita warisan ini. Seperti Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018) yang juga setia dengan formula cerita-cerita horor Suzzanna, hanya saja dengan ruh dan napas yang segar. Creed II menangani formulanya dengan kepedulian dan arahan yang hebat. Dia mengembangkan tokoh-tokohnya, dan itulah yang membuat film ini terasa seger dibandingkan film-film Rocky lain yang memiliki formula yang serupa.

Sutradara Steven Caple Jr. mengambil tokoh-tokoh Rocky IV dan mengubah apa yang tadinya cerita yang cheesy menjadi kisah yang begitu grounded dan realistis. Melihat Creed yang tidak ingin melewatkan kesempatan membalaskan dendam ayahnya, aku merasakan lebih banyak emosi dari yang kuharapkan. Demi ngeliat Creed menetestkan air mata, Michael B. Jordan benar-benar memainkan tokoh ini dengan penuh passion. Creed, di atas semuanya, sesungguhnya pengen membuktikan diri. Kalimat “Kau lebih kecil daripada ayahmu” yang dilontarkan oleh Ivan Drago benar-benar membuat Creed ketrigger. ‘Kecil’ dalam kalimat tersebut memiliki makna besar bagi Creed. Dia ingin keluar dari bayang-bayang ayahnya, untuk itulah dia menerima tantangan Viktor, namun orang-orang di sekitarnya mencemaskan keselamatannya. Dan hal ini diam-diam – tak mau ia akui -mempengaruhinya. Dia punya keluarga, istrinya baru saja melahirkan. Ada adegan yang sangat hebat (disertai dengan chemistry yang tak kalah kuatnya) ketika Creed bicara empat mata dengan istrinya, tentang tinju sebagai satu-satunya hal yang ia ketahui. Dia tidak bisa mengerjakan hal lain sebaik ia bertinju. Ia tidak bisa berhenti karena tinju adalah bagian dari dirinya dan kita melihat sang istri dapat dengan mudah memahami karena dia sendirinya juga adalah seorang yang begitu mencintai pekerjaan sebagai musisi.

Lucu, dalam sebuah film tentang bertinju, kita diingatkan untuk tetap berpikir dengan menggunakan hati.

 

Pria-pria dalam film ini boleh saja digambarkan berotot baja dan bertinju besi, akan tetapi hati mereka tidak terbuat dari batu. Mereka semua memendam sisi kelemahan yang membuat kita melihat mereka sebagai manusia yang utuh, alih-alih ‘jagoan’ dan penjahat. Adegan ketika kedua petinju disemangati di sudut ring masing-masing dalam setiap pergantian ronde, kita mengerti stake dan motivasi dan emosi yang mengalir pada kedua belah pihak. Viktor dan ayahnya bukan sekedar petinju raksasa yang melototin semua orang. Memang, kita pengen melihat Viktor yang main curang walaupun super kuat kena tonjok tepat di wajah, namun mereka enggak sebatas ‘culas’. Film memberikan kita kesempatan untuk memahami apa yang menjadi dorongan buat mereka. Kita dibuat mengerti di mana posisi mereka setelah kekalahan yang dialami Ivan Drago beberapa tahun yang lalu, dan gimana Viktor ingin mengembalikan kehormatan keluarganya.

tulis ulang sejarah itu, atau kau akan mengulanginya.

 

Begitu kita sudah mengerti landasan baik dari sisi Creed maupun Drago, pertandingan tinju yang merupakan kulminasi dari emosi-emosi tersebut akan terasa sangat dramatis. Pertarungan mereka terkoreografi dengan sempurna; emosinya nyata, namun kita lebih seperti menonton main event acara WWE ketimbang duel beneran. Tapinya lagi, itulah sebabnya film ini sangat menghibur. Jika dalam film Creed adegan tinjunya tampak sungguh in-the-moment lewat take panjang yang tak-terputus, di sekuelnya ini sutradara ingin menjejakkan kekhasannya sendiri. Dan yang ia pilih adalah shot-shot dengan sudut pandang orang pertama (pov shot) yang menghantarkan kepada kita pengalaman langsung terhadap emosi dan apa yang sedang dirasakan oleh kedua petinju.

Meskipun secara gamblang film ini bicara soal pertarungan dua anak lelaki petinju-petinju legendaris; hubungan ayah dengan putranya menguar kuat; bahkan Rocky tidak terbantahkan lagi adalah sosok ‘ayah’ bagi Adonis Creed, tetapi sesungguhnya baik Creed maupun Drago menarik kekuatan mereka dari wanita-wanita yang mereka cintai. Si Rusia punya ibu yang ingin ia banggakan, Mother Russia dan ibu kandungnya. Creed punya tiga wanita yang menunggu kepulangannya. Dan ini memberikan mereka keyakinan.

 

 

 

Legacy Adonis Creed memang baru saja dimulai. Film melakukan kerja yang sangat baik mengtransisikan warisan Rocky ke film ini, membawanya ke tingkat lebih tinggi, mengekspansi semestanya. Tapi aku sendiri berharap ini menjadi film terakhir. Arc Creed sudah sempurna. Aku pikir aku setuju dengan Creed ketika dia bicara soal karirnya, sebelum Drago datang menantang, “berhentilah selagi di puncak.” Film ini akan menjadi kado terakhir yang manis buat para penggemar. Mereka berhasil menggarap film tinju yang walaupun formulaic, namun menghibur dan tetap menginspirasi, menyentuh – hati kita digebuk-gebuk olehnya. Karena meskipun yang beraksi adalah tinju, namun dalam film ini yang berbicara tetap adalah hati.
The Palace of Wisdom gives 7.5 out of 10 gold stars for CREED II

 

 

 

 

 

 

That’s all we have for now.
Menurut kalian, untuk apa Creed bertinju? Sudahkah kita sendiri memahami untuk apa kita melakukan pekerjaan yang kita lakukan sekarang?

Remember, in life there are winners.
And there are losers.

 

 

 

 

We?
We got PIALA MAYA for BLOG KRITIK FILM TERPILIH 2017

 

Share this:

  • Tweet
  • Email
  • Share on Tumblr
  • Pocket

Like this:

Like Loading...

Southpaw Review

07 Wednesday Oct 2015

Posted by arya in Movies

≈ Leave a comment

Tags

2015, boxing, drama, family, hollywood, life, relationship, review, sport, thought

“The secret of change is to focus all of your energy, not on fighting the old, but on building the new.”

 

Southpaw-Poster

 

Pertama kali denger judulnya, aku kira ini adalah film tentang beruang hahaha.. Southpaw sebenarnya adalah slang words dari seorang yang kidal. Kalo dalam olahraga tinju, Southpaw itu adalah stance yang sebenarnya digunakan oleh atlet yang bergantung kepada tangan kiri; posisi tangan dan kaki kanan maju duluan untuk membuat dia terlihat seolah kuat di kanan. Namun taktik ini bahkan lebih ngecoh lagi kalo digunakan oleh orang yang enggak kidal! Karena akan membuat lawannya otomatis menyesuaikan diri dengan arah kiri, only to be fooled by a strong right jab! Perubahan mendadak. Sejatinya, manusia enggak bakal siap dengan perubahan. Changes selalu menakutkan. Contoh gampangnya aja, pindah rumah. Kenalan dengan lingkungan baru lagi, ninggalin tempat yang kita udah nyaman banget, it is easily an unpleasant experience. Tapi untuk bisa maju, kita harus embrace the changes. Beradaptasi. Kayak petinju yang harus selalu sigap dan mau menyesuaikan diri dengan gaya bertarung lawannya. Jadi, ini film sebenarnya tentang apa sih? tentang beruang, petinju, atau tentang pindah rumah?

“berub…....-what, no??”

“beruuub…….what, no??”

 

Jake Gyllenhaal berperan sebagai Billy Hope, a decorated boxing champion. Rekor kemenangan 43 kali berturut-turut dan bermacam-macam gelar juara. Tapi olahraga jenis seperti ini meminta ‘upeti’ dari tubuh. Apalagi buat Hope, yang enggak peduli amat untuk bermain defensive. Kepala memar dan berdarah-darah udah biasa baginya. Pantas dong istrinya merasa cemas, apalagi memang yang dikeluhkan sang istri tersebut lantas jadi kenyataan. Dan lalu, kejadian malang lain menimpa. Billy Hope kehilangan segalanya. IN THE HEART, SOUTHPAW IS A REDEMPTION STORY. Tentang pria yang pernah jaya, jatuh keras, dan harus berjuang to get back on his ‘game’. Karena harapan itu selalu ada asal dia mau mengubah keadaannya, as well as his way of fighting. Not only to regained championship, tapi juga untuk mendapatkan hidupnya kembali.

PERFORMANCES DALAM SOUTHPAW LUAR BIASA PUNYA, second to none! Jake Gyllenhaal -yang udah kunobatkan ‘wajib tonton semua film yang dimainkannya’ sejak Nightcrawler taun lalu- bermain total di sini. Dia bener-bener komit. Buktinya, tampang, kelakuan, dan cara ngomongnya, terlihat beneran kayak a real beat-down boxer. Oona Laurence yang jadi anaknya Billy, Leila, juga fenomenal. Dari writing nya jelas, cuteness bukanlah karakter anak cewek yang dia peranin. Namun aku bisa lihat kalo orang lain yang mainin Leila, pasti tokoh ini bakal jadi annoying kayak peran anak kecil dalam film drama kebanyakan. Gadis ini berhasil memerankan seorang anak yang tegar, yang enggak manja, yang actually merasa bertanggung jawab terhadap keluarganya. Ngimbangin Rachel McAdams dan Jake seperti itu, wow!

 this kid is really great!

this kid is really great!

Adegan-adegan film ini sangat intense, jadi story nya come-off really strong. Montage latihan yang diiringi lagu Eminem juga kerasa pas dan well-added ke dalam cerita. Apalagi adegan-adegan di dalam ring. THE FIGHT IS SOLID. Kita bisa ngerasain langsung gimana tegangnya berhadapan satu lawan satu ama petinju profesional karena film ini banyak gunain first-person shot yang cool abis. Goyang tapi enggak goyang-goyang. Maksudnya, kamera itu bergerak ngikutin ayunan badan petinju supaya penonton seolah melihat dari sudut pandang yang sedang bertanding. Enggak hanya asal goyang zoom-in zoom-out. Teknik pukulan slow-motion nya juga dieksekusi dengan efektif, enggak berlebihan. Film Indonesia 3 Alim Lam Mim mestinya mencontoh cara ini. Setiap pertandingan tinju dalam film Southpaw berhasil delivered the story.

 

Ga banyak yang bisa diomongin dari ceritanya. Southpaw PUNYA SEMUA YANG KLISE-KLISE DARI CERITA DRAMA OLAHRAGA seperti ini. Karir turun, keluarga hancur, ketemu orang bijak yang bakal ngelatihnya (good job dari Forest Whitaker), latihan lagi, dan semuanya itu adalah elemen yang udah banyak diulang-ulang. Kiblat film kayak gini, gak lain gak bukan, memang film legendaris, Rocky.

"tet -- tet tet teet -- tet tet teet -- tet tet teeeeeeeeeeeet~~"

“tet — tet tet teet — tet tet teet — tet tet teeeeeeeeeeeet~~”

Apalagi buat orang kayak aku yang nonton WWE ampe tiga kali seminggu, udah apal banget deh arah ceritanya bakal ke mana. Bosen? kayaknya enggak juga, at least gak begitu mengganggu, karena pada dasarnya kita suka nyaksiin cerita tentang perjuangan hidup orang, gimana mereka berubah ke arah yang lebih baik. Dan memang beginilah formula cerita drama sport yg bagus. Aku suka mereka enggak ngabisin waktu untuk mencari tahu ‘siapa’, karena it doesn’t really matter. IT’S ALWAYS ABOUT THE JOURNEY OF A DOWNED MAN. Southpaw did a very excellent job at telling that aspect, berkat kualitas akting dan directing nya. Buatku, Southpaw bukanlah sepenuhnya drama tragis, karena yang terjadi sama Billy itu kebanyakan bisa tergolong sial aja haha, funny-in a sad way. Mungkin karena film ini memang enggak susah payah berusaha untuk tampil mellow. SOUTHPAW JUSTRU TAMPIL GRITTY; berani dan penuh determinasi. Arahan filmnya luar biasa. Tapi I did feel ‘the punch’ saat Billy enggak dibolehin ngomong sama orang yang he truly care about. Itu sedih. I know. #Eaacurhat.

 

Meski enggak memberikan sesuatu yang baru terhadap cerita, film ini layak banget ditonton karena penampilan para pemainnya. Tak pelak ini adalah salah satu dari film dengan kualitas akting terbaik yang pernah aku tonton. The Palace of Wisdom punches 8 out of 10 gold stars straight to Southpaw.

 

 

 

 

That’s all we have for now.

Remember in life, there are winners
and there are losers.

 

 

 

 

 
We be the judge.

Share this:

  • Tweet
  • Email
  • Share on Tumblr
  • Pocket

Like this:

Like Loading...

Recent Posts

  • STAND BY ME DORAEMON 2 Review
  • Elimination Chamber 2021 Review
  • WRONG TURN Review
  • MONSTER HUNTER Review
  • JUDAS AND THE BLACK MESSIAH Review
  • MALCOLM & MARIE Review
  • DON’T TELL A SOUL Review
  • EARWIG AND THE WITCH Review
  • ALL MY FRIENDS ARE DEAD Review
  • SAINT MAUD Review

Archives

Follow MY DIRT SHEET on WordPress.com

Tags

2017 2018 2019 action adaptation comedy drama family fantasy friendship funny horror life love mature relationship review spoiler thought thriller

Categories

  • Books
  • Merchandise
  • Movies
  • Music
  • Poems
  • Toys & Hobbies
  • Uncategorized
  • Wrestling

In the world of winners and losers, we have risen above to bring you: the Dirt Sheet!

We are here to enlighten your fandom with updated news and reviews of movies, books, wrestling, technologies. Yeah, you're welcome.

Explore, and feel the power of wisdom!

Twitter updates

  • RT @_LeighXP: beating sephiroth in final fantasy 7: 👍 beating sephiroth in kingdom hearts 2: 👍👍👍👍👍 https://t.co/sLiIpHdkIe 3 hours ago
  • Lagi boss battle tapi kenapa musiknya jadi kayak AADC wkwkwk #Mother3 https://t.co/cc9zz0yoQ2 7 hours ago
  • You need to be happy with yourself, STAND BY ME DORAEMON 2, my review: mydirtsheet.com/2021/02/24/sta… #StandByMeDoraemon2 12 hours ago
Follow @aryaapepe

Meta

  • Register
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

Blog at WordPress.com.

Cancel

 
Loading Comments...
Comment
    ×
    loading Cancel
    Post was not sent - check your email addresses!
    Email check failed, please try again
    Sorry, your blog cannot share posts by email.
    Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
    To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
    %d bloggers like this: