Extreme Rules 2017 Review

 

Bayangkan suatu malam seluruh keluarga pada pergi dan kamu tinggal sendirian di rumah. Kamu bisa nyalain tv-dengerin musik keras-keras tanpa ada yang larang, bisa minum segala persediaan sirop di kulkas langsung dari botolnya tanpa ada yang negor, bisa duduk naikin kaki ke sofa tanpa ada yang nyambit kepalamu pake sapu, heck, kamu bisa pake tuh sapu main Harry Potteran sampai ke atas genteng sesuka hati! Extreme Rules seharusnya seperti itu. Satu malam di mana semua peraturan baku dinihilkan dan all the games resort ke rules-rules ‘sadis’ yang basically ‘enggak-ada peraturan’.

Apa yang bisa dibawa pulang oleh teman-teman yang ikutan nobar di Café es krim Warung Darurat, Bandung (“Eskrim Rules!!”) adalah KE-UNPREDICTABLE-AN PENULISAN WWE YANG LUAR BIASA EKSTRIM. Di akhir main event, serta merta suasana Warung senyap, penuh oleh dering excitement as wasit mengangkat tangan lemas Finn Balor yang pingsan di dalam dekapan Samoa Joe yang mematikan. Tidak ada yang menyangka Joe memenangkan partai utama Fatal 5 Way. Kalolah dibikin taruhan, pastilah Bandar menang gede for no one bets on him. Tidak ada yang menyangka Joe jadi superstar yang bakal berhadapan dengan Brock Lesnar. To be fair, aku menyangka pemenangnya sudah dikunci ke Seth Rollins; Reigns masih ada urusan sama Strowman, Finn kayaknya bakal dibangkitkan demonnya oleh Wyatt di feud selanjutnya, dan Joe – bookingannya enggak terlalu kuat sebelum ini. Dan yea, WWE put on twist, dan akhirnya salah satu pertandingan impian kita akan jadi kenyataan!

Roman Reigns gak diajaaaaak hhihi

 

Pertandingan tersebut awalnya berjalan lambat, kita melihat formula fatal (masukkan angka) way yang biasa dilakukan oleh WWE; ring menjadi fokus aksi, dengan superstar mengambil spot di tengahnya silih berganti. Setiap superstar diberi kesempatan untuk menyuguhkan aksi crowd pleaser, yang efektif bikin kita semakin tertarik. Bray Wyatt dan Samoa Joe actually yang pertama melakukan tindak ekstrim dengan memanfaatkan steps dan kursi menjadi senjata. Nyaris setengah durasi match kita melihat dua behemoth ini bekerja sama, yang mana cukup aneh buatku lantaran angle ini pernah mereka lakukan di Raw dan berakhir dengan pengkhianatan; so why’d they agree to do it again? Reigns menjebol barikade ring dengan Spear dan Rollins gak mau kalah ngancurin meja dengan Frog Splash menjadi cue untuk aksi agar segera tambah intens. Pace semakin cepet. Mereka ngebuild Reigns sebagai kandidat terkuat, everyone comes short before him, only to make Finn Balor even more exciting. Semua pada bersorak ketika Balor berhasil mengungguli Reigns, dan ketika Samoa Joe datang merenggut kemenangan gitu aja dari Balor, efeknya sungguh luar biasa. Seolah penonton ikut tercekat bersama Balor.

Satu rule yang nyata dibengkokkan oleh WWE malam itu adalah peraturan tak-tertulis yang berbunyi “Superstar niscaya selalu kalah apabila bertanding di kampung halamannya.” Tapi tentu saja, kemenangan Rich Swann yang dipasangkan dengan Sasha Banks bisa jadi hanyalah karena Vince McMahon enggak kenal siapa dirinya dan have no clue Swann berasal dari Baltimore hhihi

Sa Sha Land

 

Extreme Rules 2017 adalah benar sebuah acara yang tidak punya peraturan. Tidak lagi extreme rules berarti partai-partainya punya stipulasi yang ekstrim. If anything, rules dalam acara ini hanya sebatas mediocre rules. It has become a complex conundrum; enggak ekstrim, namun di situ jualah luar biasanya acara ini membuktikan dia enggak punya peraturan.

 

Dari semua stipulasi seru yang bisa dipikirkan dalam himpunan tajuk acara yang ekstrim, adalah super gaje dan paling enggak penting pertandingan kejuaraan Intercontinental dilangsungkan dengan peraturan ‘jika kena DQ, Ambrose akan kehilangan gelarnya’ I mean, come on! Di atas kertas mungkin stipulasi tersebut memang terlihat seperti pemantik drama yang oke, namun eksekusinya bisa menjadi sangat bego. Kita literally melihat Maryse dengan sengaja menampar Miz supaya Ambrose kena DQ, tapi toh rencana ini gagal. Malahan dari sana sepertinya malah stipulasi ini lebih nunjukin perkembangan karakter wasit ketimbang kedua superstar. Dari yang tadinya terlihat kompeten dan pintar banget, wasit pertandingan ini terlihat semakin mengguoblog, semakin clear dia adalah device supaya drama dan cerita bisa lebih nyampe. Result pertandingan ini keren sih, Miz menang clean adalah twist yang enggak semua kita duga.

Submission adalah tipe match yang cukup berbahaya dan punya potensi gede untuk dengan gampang menjadi pertandingan yang seru nan dramatis. Kejuaraan Cruiserweight yang sekali lagi mempertemukan Neville dan Austin Aries berhasil memenuhi kriteria seru nan dramatis tersebut. Red Arrow yang menyasar punggung dan dilanjutkan dengan Ring of Saturn bener-bener kombo yang mematikan. Juga indah dilihat. Tanding mereka solid, but somehow it feels lackluster seperti kejadian-kejadian ‘ekstrim’ lainnya dalam acara ini. Kita bisa menyalahkan penonton yang sepi, yang mungkin saja bosan melihat pertemuan mereka. Personally, aku bisa menonton dua superstar keren ini bertempur kapan saja; they have so much to offer, Neville pun semakin dominan, aku suka dia sebagai juara yang heel. The culprit, to me, adalah keputusan para penulis untuk membuat pertandingan ini layaknya pertandingan normal. Aku gak abis pikir kenapa di Submission Match yang ekstrim, wasit perlu menghitung waktu count-out dan kenapa wasit kudu memisahkan dua petarung saat terjadi rope break. Sepertinya mereka membuat bookingan yang enggak sesuai dengan environment pertandingannya.

Aku juga enggak demen sama keputusan para writer buat meniadakan pinfall di partai kandang Kejuaraan Tag Team. Sure, it would increase the drama value, kita bisa lihat mereka benar-benar mengeksplorasi elemen keluar bareng (ew, that doesn’t sound right..) sehingga matchnya sebenarnya bagus dan membuat kita invest banyak. Jeff Hardy pun sukses deliver spot gede. Tapi, sekali lagi, terasa bego. Aku lebih suka melihat kedua tim – Matt, Jeff, Sheamus, Cesaro actually udah kaliber upper card – saling menghabisi alihalih lomba siapa cepat manjat. Stipulasi kedua anggota tim harus berhasil keluar kandang untuk menang menciptakan banyak awkward reasoning, seperti; kalo memang harus keluar dua-duanya, kenapa manjatnya mesti di dua sisi kandang yang berbeda – perkuat defend atau apa kek. Dan lagi, kenapa mesti manjat kalo bisa keluar dari pintu. Admiteddly, ini adalah partai yang kami tonton bareng dengan paling ribut, while the most of our screaming are due to Matt Hardy’s stupid choices. Kalo gak salah adegan Matt ditinggal oleh Jeff di dalam kandang ini sudah pernah mereka lakukan sekitar 2000-2001an, aku enggak begitu ingat, namun sepertinya memang sudah ditetapkan di dunia WWE bahwa keluar lewat pintu lebih lambat daripada keluar dengan manjat dinding kandang.

As much as I love Aleksya Bliss retains (nyaaaaaawwwww), mereka harusnya ngebook Kejuaraan Cewek ini dengan lebih baik. Because this is the worst match of the night. Aku ngerti cerita yang ingin disampaikan, apa peran kendo stick, dan sebagainya. Tapi serius deh, resolusi cerita pertandingan ini jauh banget dari logika. Mereka harusnya bikin Bayley bisa buktiin bahwa antagonis Alexa salah. Tapi yang kita dapat adalah Bayley terlihat seperti tokoh paling lugu dan bego sedunia. She seriously dibikin enggak bisa mukul Alexa pakai tongkat kendo itu. Tidak ada development di karakter Bayley, match mereka jadi kayak squash match. Dan fakta WWE punya nyali mengaitkan kedua superstar dengan legenda berkendo stick dari ECW; Tommy Dreamer dan Sandman, sekaligus juga mengaitkan Bayley sama Wonder Woman yang lagi ngehits, tanpa difollow up dengan pertandingan yang seru dan menarik, terang saja membuat si babyface ini diboo abis-abisan sama penonton, bahkan sebelum matchnya dimulai.

“It’s just the Bliss under your bed. In your closet, in your head~”

 

 

Extreme Rules sudah menjadi ppv WWE sejak 2009 dan inilah kali pertama tidak ada Kejuaraan WWE dalam sejarah Extreme Rules. Most of the action dalam acara kali ini keren sih. Selain Kejuaraan Cewek, match-matchnya bagus dan lumayan solid, namun dalam penulisan yang konyol. Secara aksi ekstrim, it is a pretty lackluster. Indeed acara ini adalah DRAMA OVER ALL OTHER ELEMENTS. Dan satu hal lagi yang pelru digarisbawahi adalah lagu yang dibawakan oleh Elias Samson masih jauh lebih baik ketimbang lagu yang dipilih jadi theme song acara ini.
Cruiserweight dan Fatal 5 Way adalah favoritku untuk acara ini, tapi yah setelah menimbang, membanting, dan mengepin, The Palace of Wisdom memutuskan Samoa Joe vs. Roman Reigns vs. Seth Rollins vs. Finn Balor vs. Bray Wyatt sebagai MATCH OF THE NIGHT.

 

 

 

Full Results:
1. WWE INTERCONTINENTAL CHAMPIONSHIP (Title Change Hands on DQ) The Miz jadi juara baru mengalahkan Dean Ambrose.
2. MIXED TAG TEAM Rich Swann dan Sasha Banks beat Noam Dar dan Alicia Fox.
3. RAW WOMEN’S CHAMPIONSHIP (Kendo Stick on a Pole) Alexa Bliss retains over Bayley.
4. RAW TAG TEAM CHAMPIONSHIP (Steel Cage) Sheamus dan Cesaro merebut sabuk The Hardy Boyz.
5. WWE CRUISERWEIGHT CHAMPIONSHIP (Submission) Juara bertahan Neville menang atas Austin Aries.
6. FATAL 5 WAY (for Number 1 Contendership) Samoa Joe bikin Finn Balor tap out, sekaligus mengalahkan Roman Reigns, Seth Rollins, Bray Wyatt.

 

 

 

 

 

That’s all we have for now.

Remember, in life there are winners.
And there are losers.

 

 

 

 

 

We? We be the judge.