Pikiran Keluyuran


Di langit ada ikan
Sisiknya terang
Siang renang renang berputar haluan
Malam dilemparkannya bintang!
Pecah berkeping kena bibirku

Pernahkah kalian melihat air mata duyung?
Tangis sesungguhnya tiada suara
Dan pernahkah kalian mendengar duyung bernyanyi?
Ia ajari aku bertahan
Hingga perahu selesai menyeberang

Di langit ada ikan
Sisiknya basah
Terang masih, biarlah
pikiranku saja bersamanya
Keluyuran.


 

Jakarta, Jumat Senja, Hujan, dan Kamu


Jakarta, Jumat Senja, Hujan, dan Kamu
Dulu, di kamusku tak masalah jika 4 kata tersebut berada dalam 1 kalimat.
Ketika orang merutuki 3 kata pertama, aku tetap baik baik saja, karena aku tahu akan selalu ada kata yang terakhir itu.
Jakarta, Jumat Senja, Hujan, dan Kamu.
3 kata pertama adalah perusak bahagia yang utama.
Tapi, aku selalu memiliki kata yang paling akhir.
Yang malah menjadi sumber bahagia termutakhir.

Jakarta, Jumat Senja, Hujan, dan Kamu.
Kini aku turut memaki keempat kata itu.


 

 

 

 

As seen on https://thedeepeyes.wordpress.com/cropped-beautiful-girl-drawing-eyes1

r(u)mah


Sayangku, aku menulis ini di bawah kendali rindu yang teramat,
dalam paksaan malam yang pekat dan bayanganmu yang kulihat lamat lamat.

Kucoba untuk merangkai sesak, dalam untaian abjad yang nantinya bisa kau baca.
Agar kau mengerti rasa dan rinduku yang tanpa batasan.

Masih jelas terasa sisa kecupmu berbulan bulan silam dan
hangat dekap yang kau berikan.
Saat kau merentang tangan untukku yang butuh ketenangan.

Karena dalam rengkuhmu kutahu, aku sudah pulang.
Karena kamu adalah rumah.
Tempat kembaliku saat lelah,
tak peduli seberapa jauh aku sudah melangkah.
Kembali padamu, bukan sebatas singgah.

Rumahku yang menenangkan,
kutulis ini untukmu, agar kau memahami hangatmu adalah hal yang selalu ingin kurasa.
Kamulah sesatunya rumah yang kuharap.
Tujuan akhir dari setiap perjalanan.
Tempatku melabuhkan segala resah.
Meski kini kita hanya mampu mendekap jarak.
Kuharap akan selalu aku yang menjadi hangat dan udara yang kau hirup dalam dalam.
Karena kamu, pemilik dari segala rindu dan kasih sayangku yang satu.

Karena kamu, rumahku.


 

 

 

 

As seen on https://thedeepeyes.wordpress.com/cropped-beautiful-girl-drawing-eyes1

Konstelasi Rindu


Lagi lagi ini masih tentang kamu, tuan merah jambuku.
Wujud nyata dari beribu doa yang ku pinta sejak dulu.

Bentuk bahagia yang satu.
Hari ini aku bersama sepi.

Karena memori memaksaku untuk berdiam diri mengingat segala memoar tentang kamu.

Ketika tawa dan haru kita berintegrasi jadi satu saat cinta datang bertamu dan tatapan malu malu sering kali menciptakan sepi panjang yang canggung.
Lagi lagi aku bicara tentang kamu.

Karena ternyata panah cinta terlalu tertanam dalam saat itu.

Dan mencabutnya pun terlalu penuh haru.

Sakit. Karena darah kasat mata mengalir tanpa mengerti arti habis.
Hari ini,

Setelah kata melupakanmu sudah bisa terealisasi.

Memori itu datang lagi.

Memori membuatku mengecap rasa rindu.

Rindu yang sering membuat lidahku kelu.

Ah, ternyata hari ini rinduku masih saja berkonstelasi berwujud kamu.

Dan aku, hanya mampu tersenyum kaku.


 

 

 

As seen on thedeepeyes.wordpress.comcropped-beautiful-girl-drawing-eyes1

Jumat Pagi yang Basah


Aku masih rindu
Pada percakapan dan tawa tawa yang tak jelas, serta

Pada khayalan kita yang tak berbatas.

Jumat pagi yang basah,

membuat rinduku makin resah.

Menuntut temu yang tak mungkin, dipaksa pasrah.
Jumat pagi yang basah,

dingin merambat pelan, dalam hatiku yang belum ikhlas.

Hati dan raga ini butuh dekapan.

Untuk meredam dingin dan rindu yang tak berkesudahan.
Jumat pagi yang basah.

Rindu yang resah.

Dan aku yang dipaksa pasrah,

mataku… kembali basah.

(Jakarta, 27 Januari 2017 – Saat hujan dan rindu sedang sama derasnya)


 

 

 

As seen on https://thedeepeyes.wordpress.com/cropped-beautiful-girl-drawing-eyes1

Pesan Untuk Hati yang sedang Patah

img_9583-1

 

Kapan kau akan lupa?

Kapan kau akan siap menghapus air mata?

Kapan kau akan mampu menjalani hari seperti biasa?

Kapan kau percaya bahwa kau akan baik baik saja?

Kapan kau yakin kalau semua ada hikmahnya?

Kapan kau paham bahwa semua suka dan duka sifatnya sementara?

Karena bahagia tak selalu tentang dia.
Waktu tak akan pernah berhenti.

Hari akan selalu berganti.

Tinggal bagaimana caramu menghadapi, perasaanmu yang berduka sendiri.
Kau bisa memilih untuk kuat atau terkoyak,

atau bahkan mati sesak.

Tapi waktu tak pernah berhenti biarpun sejenak.

Tak akan menunggumu yang sedang retak.
Jadi, kapan kau akan yakin dan percaya bahwa bahagia tak selalu tentang dia?

Jakarta, 29 Januari – 2.48 dini hari (sedang berusaha menyadari, bahwa memang lebih baik sendiri)

 

 

 

As seen on https://thedeepeyes.wordpress.com/2017/01/29/pesan-untuk-hati-yang-sedang-patah/cropped-beautiful-girl-drawing-eyes1