• Home
  • About
  • Movies
    • JUMANJI: THE NEXT LEVEL Review
    • FORD V FERRARI Review
    • THE IRISHMAN Review
    • NIGHTMARE SIDE: DELUSIONAL Review
    • RUMAH KENTANG: THE BEGINNING Review
    • FROZEN II Review
    • BIKE BOYZ Review
    • THE FAREWELL Review
    • RATU ILMU HITAM Review
    • DOCTOR SLEEP Review
    • LAMPOR: KERANDA TERBANG Review
    • LOVE FOR SALE 2 Review
    • THE NIGHTINGALE Review
    • KELAM Review
    • SUSI SUSANTI: LOVE ALL Review
    • ZOMBIELAND: DOUBLE TAP Review
    • MALEFICENT: MISTRESS OF EVIL Review
    • MY DAD IS A HEEL WRESTLER Review
    • PEREMPUAN TANAH JAHANAM Review
    • SIN Review
    • BEBAS Review
    • CINTA ITU BUTA Review
    • THE PEANUT BUTTER FALCON Review
    • JOKER Review
    • 6,9 DETIK Review
    • DANUR 3: SUNYARURI Review
  • Wrestling
    • Survivor Series 2019 Review
    • Hell in a Cell 2019 Review
    • Clash of Champions 2019 Review
    • SummerSlam 2019 Review
    • Extreme Rules 2019 Review
    • Stomping Grounds 2019 Review
    • Money in the Bank 2019 Review
    • WrestleMania 35 Review
    • Fastlane 2019 Review
    • Elimination Chamber 2019 Review
    • Royal Rumble 2019 Review
    • WWE Evolution Review
    • Hell in a Cell 2018 Review
    • SummerSlam 2018 Review
    • Extreme Rules 2018 Review
  • Books
    • My Dirt Sheet Top-Eight Original Goosebumps Books
    • Happy Family, Diary Komedi Keluarga Hahaha – Review Buku
    • Dhanurveda – Preview Buku
    • My Dirt Sheet Top 8 Animorphs Books
  • Uncategorized
    • My Dirt Sheet Awards 8MILE
    • My Dirt Sheet Awards 7ANGRAM
    • My Dirt Sheet Awards HEXA-SIX
    • My Dirt Sheet Awards KELIMA
    • Find Your Own Voice
    • My Dirt Sheet Awards FOUR
    • The 3rd Annual of My Dirt Sheet Awards
    • The 2nd Annual of My Dirt Sheet Awards
  • Merchandise
    • Kaos buat Reviewer dan Anak Nonton banget!!
    • Kaos Sketsa Wajah #WYOF Wear Your Own Face
    • Kaos Halloween Specials
    • Kevin Owens Champion of the Universe Shirt
    • Mean Girls Customized Shirt
  • Toys & Hobbies
    • Tamiya: Everyone Needs Their Hobby
  • Poems
    • Pikiran Keluyuran
    • Jakarta, Jumat Senja, Hujan, dan Kamu
    • r(u)mah
    • Konstelasi Rindu
    • Jumat Pagi yang Basah
    • Pesan Untuk Hati yang sedang Patah
    • Aku Suka…..
  • Music
    • Growing Pains by Alessia Cara – [Lyric Breakdown]
    • Wild Things by Alessia Cara – [Lyric Breakdown]
    • Pesona Musik Iceland (Islandia)
    • Row Row Row Your Boat -[Lyric Breakdown]

MY DIRT SHEET

~ enter Palace of Wisdom, if you are invited

MY DIRT SHEET

Tag Archives: film

Kuis Undangan Acara Puncak Festival Film Bandung 2018

21 Wednesday Nov 2018

Posted by arya in Movies

≈ Leave a comment

Tags

#FFB2018, #ffbmemulaikembali, 2018, Acara Puncak, Bandung, FFB 31, film, film indonesia, funny, Kuis, live, SCTV

 

Acara puncak anugerah FFB 2018 tanggal 24 November nanti akan berbunga-bunga oleh para bintang. Gedung Sate, Bandung, bakal meriah deh pokoknya!

Buat para pembaca dan pengunjung setia My Dirt Sheet, ada kuis nih, hadiahnya undangan ke acara tersebut, jadi kalian bisa nonton dan seru-seruan langsung bareng kita-kita.

 

 

Caranya gampang, cukup jawab 3 pertanyaan ini di kolom komen:

  1. Pilih satu dari foto adegan film-film nominasi FFB 2018 berikut; repost fotonya di twitter dengan menyertakan caption kreatif versi kalian sendiri, jangan lupa tag atau mention @aryaapepe
    gift180520070900-777
    kokimaxresdefault (1)
    lovemaxresdefault
    marlinamarsha-timothy-bookmyshow-indonesia-e1510041416654
    sebelum-iblis-menjemput-yang-penuh-teror-700x700
    terbang-1-1c225e9b47611a088b8cc095f2bf329a
    wiroqtj40xv6jk
  2. Sebutkan quote dari review film mydirtsheet mana yang jadi favorit kalian
  3. Prediksi kalian, film yang mana nih yang bakal dianugerahi FILM BIOSKOP TERPUJI 2018 – apakah Hujan Bulan Juni, Koki-Koki Cilik, Love for Sale, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, atau Sultan Agung?

 

 

KETENTUAN MENJAWAB:

Di kolom komen, tulis nama, akun twitter, dan kota domisili. Terus langsung deh dijawab.

Untuk pertanyaan pertama, cukup kasih link ke twit jawaban.

Untuk pertanyaan kedua dan ketiga, tulis sebebas-bebasnyaaa

Jawaban ditunggu sampai hari Kamis pukul 17:00

Pemenang dipilih dari jawaban yang paling ‘menarik’, dan akan langsung dihubungi lewat DM Twitter untuk pengambilan Undangan

 

 

 

That’s all we have for now.

Remember, in life there are winners.
And there are losers.

 

 

 

 

Sampai ketemu di Acara Puncak FFB 2018 hari Sabtu~

Or not.

Share this:

  • Tweet
  • Email
  • Share on Tumblr
  • Pocket

Like this:

Like Loading...

Battleground 2017 Review

25 Tuesday Jul 2017

Posted by arya in Wrestling

≈ Leave a comment

Tags

2017, action, drama, film, funny, India, result, review, smackdown, spoiler, sport-entertainment, wwe, wwe network

 

Dalam salah satu episode serial Netflix tentang gulat wanita, GLOW (2017), Ruth si tokoh utama sempat protes lantaran karakter tokoh heel yang dia pitch ke produser (atau booker, mengingat medan kita adalah ranah wrestling show) – wanita korban perkosaan di dunia post-apocalypse berontak ingin menguasai air dan satu-satunya pria yang tersisa – ditolak mentah-mentah. Alasannya cuma satu, terlalu ribet. Make it simple. Terlebih buat global company segede WWE.  Makanya, meski pesan yang ditimbulkan bisa sangat degrading dan sungguh-sungguh ketinggalan-jaman, kita tetap saja mendapat tokoh antagonis yang otomatis jahat hanya karena mereka berasal dari negara bukan-America seperti Rusev. Dan Jinder Mahal, yang tentu saja demi heat dan draw yang gede-nan-gampang, dijadikan juara WWE.

Pro-wrestling memang adalah tentang karakter yang berwarna, seperti yang disebut dalam video opening acara Battleground, namun warna tersebut hendaklah enggak nyampur-nyampur.

 

The way Battleground teresolve sepertinya memang sudah diset untuk membangun clash antar-negara. Acara ini berdentum oleh gaung patriotisme. Namun, jika Nolan’s Dunkirk (2017) menitikberatkan kepada perjuangan bersama melawan segala odds, maka dalam Battleground, as we see John Cena merangkak desperately demi nancepin bendera Amerika dengan Rusev memburu ganas di belakangnya, kesimpelan nature acara gulat membuat semuanya terasa komikal. Patriotisme sedikit tercoreng oleh warna pretentious karena WWE membuat ceritanya terlalu hitam dan putih. Battleground adalah ladang mereka ngebuild up kekuataan Amerika.

Dan di sisi yang berlawanan, kita melihat Jinder Mahal Berjaya, mengalahkan Randy Orton. Mahal membuktikan kepada dunia lewat match Punjabi Prison bahwa dia benar adalah Maharaja di India. Ini lebih seperti Dunkirk di mana kita melihat Singh Brothers dan, even The Great Khali yang bikin surprise tanpa tedeng aling-aling stumbling on the ramp, it was basically semua Jinder’s People keluar untuk mastiin Jinder keluar sebagai pemenang. India bersatu, aku sendiri excited kalo-kalo kita bakal dapet stable semacam India World Order. Dan melihat cara mereka ngebooking begini, Cena dan Jinder will eventually cross path, leading to a great nation war, mungkin saja di Summerslam. Despite this show itself – dan kemungkinan Cena ngebury Jinder, aku niscaya tetep bakal menunggu-nunggu hal tersebut untuk terjadi.

sejak di The Wall (2017), Cena mahir banget akting merangkak

 

Match mereka sendiri menjadi terlalu datar, dengan emosi tersesat entah di mana oleh rapatnya gimmick yang berusaha dibangun.  Contohnya Flag Match antara Cena dengan Rusev. Pertandingan yang sejatinya semacam lomba lari, yang kayak Ladder ataupun Flag, akan selalu memancing dramatic impact dari momen-momen superstar face berjuang mencapai ‘garis finish’. Akan tetapi, jika pada Ladder Match, mereka dapat menggunakan tangga sebagai senjata dan device akrobatik dengan seribu satu cara, maka pada Flag hanya entah berapa kali kita bisa memanfaatkan tiang bendera menjadi alat penyerang yang efektif dan menarik untuk dilihat. So naturally mereka resort ke elemen ‘lomba lari’ tadi, di mana hanya exciting di percobaan pertama. Akting Cena dan tingkah Rusev yang, “lama banget!” koor penonton nobar di Warung Darurat, sengaja ngulur-ngulur waktu kesusahan atau pun bergaya membawa bendera dengan cepat menjadi annoying. And it’s not really believable either, lantaran sebelum match dimulai kita melihat kru memasang bendera dengan sangat sigap. I mean, mendingan krunya aja deh yang tanding. Sepuluh menit terakhir menjadi porsi yang paling seru, Rusev dan Cena finally get to some fun actions. Sayangnya, match ini berlangsung selama dua-puluh menitan, jadi yah, keseruan di akhir itu enggak berarti banyak.

Menaruh Jinder Mahal dalam pertandingan yang hampir setengah jam juga sepertinya bukan pemikiran yang cemerlang. Sejauh ini, aku suka gimana freshnya sabuk kejuaraan tertinggi dipegang oleh superstar yang enggak disangka-sangka. WWE pun benar-benar ngepush status foreigner Jinder Mahal sebagai antagonis kelas kakap. Namun Jinder belum membuktikan bahwa dia deliver sebagai yang top di kelasnya. Tiada ciri khas yang distinctive dari duel-duel si Modern Day Maharaja. Spot menarik dan kocak malah selalu datang dari Singh Brothers. Begitu juga di Punjabi Prison ini. Emosi match terasa datar (makasih juga buat Randy Orton yang tampak main males-malesan sejak kehilangan gelarnya). Penjara itu kehilangan nuansa brutal, meski komentator udah susye paye ngejual ini sebagai mimpi buruk. Crash terkeren justru datang dari salah satu Singh yang jatuh dari ketinggian kandang ke meja komentator. Bagian paling dramatis secara emosi adalah ketika literally kemenangan Orton ditahan oleh Khali dan Mahal sengaja duduk di sana menonton sambil neriakin makian. Mengingat sejarah bahwa Khali adalah orang yang bertanggung jawab untuk kehadiran Punjabi Prison Match, beberapa menit momen tersebut menjadi sangat simbolik.

Punjabi Prison versi Indonesia: dikurung seharian nontonin sinetron-sinetron Punjabi’s

 

WWE  bukannya enggak berani ngebook orang asing sebagai protagonis, buktinya kita melihat Shinsuke Nakamura melawan Baron Corbin di mana si Corbinlah yang terlihat luar biasa ngeselin. Karakter Corbin works really well, dia ‘talking smack’ semua orang, termasuk penonton. Dia malah memulai match dengan talk trash di depan idung Nakamura. Such a fun heel. Sedangkan untuk bagian Nakamura, para penulis salah kaprah dengan mengarahkan karakter King of Strong Style ini menjadi karakter babyface yang musti dihajar duluan baru ngebales ala ala John Cena. Nakamura enggak butuh dramatic element kayak gitu. He can work well, his strike sangat cepat, dan ‘membumikan’nya seperti pada match ini hanya membunuh tempo dan pace dan electric yang ia miliki. Aku ngerti hasil akhirnya bahwa kedua superstar tersebut pada titik ini harus dilindungi secara menang-kalah. Yang enggak aku ngerti adalah kenapa kedua superstar yang harus dilindungi ini malah dibook tanding berdua. Memangnya enggak ada lawan lain?

Semuanya terasa menurun setelah bel tanda kejuaraan tag team sebagai partai pembuka berakhir. New Day dan Uso menyuguhkan aksi tag yang cepat, banyak false finish yang bikin kita melonjak-lonjak. Kofi dan Uso kick out bergantian dari finisher lawannya masing-masing. Puncak serunya adalah ketika Xavier Woods yang sedang terbang kena stop oleh tendangan di kepalanya. Wuih itu telak banget, enggak lebay deh kalo kubilang itu SUPERKICK TERKEREN sejak Shawn Michaels nendang Shelton Benjamin. Battleground tidak bisa mengembalikan derasnya sorak penonton, not even dengan AJ Styles dan Kevin Owens. Kedua orang ini malah diberikan penyelesaian yang aneh dan datar. Angle wasit pingsannya enggak mengarah ke apa-apa, Owens bahkan enggak tap out, dan sepertinya wasit  bangun kelamaan sehingga endingnya tampak awkward. Dan meski mungkin kita senang Zayn akhirnya menang, both Zayn dan Mike –tiga sama Maria- enggak terlihat credible sebagai pemain papan tengah. Match cewek, however, bisa saja menjadi lebih baik jika saja WWE enggak terlalu doyan dengan eliminasi cepet-cepet. Pertandingannya terasa terburu-buru dan did very little to the girls.

 

Ada tebakan nih; siapa juara WWE saat ini yang jarang mempertahankan gelar di ppv, tetapi bukan Brock Lesnar?

NAOMI

glow is the new black

 

Naomi has yet to impress me. Selain nari-nari dan nyala dalam gelap dan entrancenya bikin anak bayi epilepsi, Naomi belum banyak berkembang. Aku ingin lihat dia bertanding lebih banyak, melawan kompetitor yang mumpuni.  Sejauh ini, berturut-turut di ppv dia terlibat tag team, melawan Lana, dan sama sekali enggak dapat match. Saat melawan Lana, aku belum melihat peningkatan pada skillnya. Perlu diingat, skill dan moveset itu berbeda; ya, Naomi punya moveset yang asik sebab dia highflyer. Tapi itu bukan lantas berarti dia punya skill bagus. It just mean that she is a highflying, dan karena dia face maka ya dia pake jurus-jurus yang enak dilihat. Take Alexa, Bliss sebenarnya bisa berakrobat di atas ring, tapi semenjak jadi heel, porsi aksinya lebih diarahkan untuk moveset antagonis, Twisted Bliss pun jadi jarang dia gunakan. Atau liat saja Neville; sejak jadi jahat, pamungkasnya beralih jadi Ring of Saturn. Skill yang kumaksud adalah kemampuan dalam ngedeliver dan eksekusi moves. Serangan-serangan Naomi masih terlihat lemat dan emotionless. Di Battleground dia jadi komentator, dan bahkan mic skillnya juga masih pas-pasan, masih terdengar ngapalin skrip. I want to see how she’s improving, semoga dia sengaja disimpan buat mengejutkan kita semua, bukan lantaran karena WWE masih ragu sama dia.

 

 

 

Battleground is a set-up show dengan akhiran match yang cenderung buruk. Eksekusinya datar, cardnya kayak diisi semuatnya. Honestly hanya Corbin yang keluar dengan lumayan meyakinkan, sementara superstar lain either diberikan booking yang jelek ataupun enggak live up sama karakternya. Ini bukan saja pay per view Smackdown terburuk, namun bisa juga adalah salah satu yang terjelek yang ditawarkan oleh WWE.
The Palace of Wisdom menobatkan New Day versus The Usos sebagai MATCH OF THE NIGHT.

 

Full Results:
1. WWE SMACKDOWN TAG TEAM CHAMPIONSHIP New Day jadi juara baru ngalahin The Usos
2. SINGLE Shinsuke Nakamura menang DQ atas Baron Corbin
3. FATAL 5 WAY ELIMINATION Natalya mengalahkan Charlotte Flair, Becky Lynch, Lana, Tamina
4. WWE UNITED STATES CHAMPIONSHIP Kevin Owens merebut kembali sabuknya dari AJ Sytles
5. FLAG John Cena defeat Rusev
6, SINGLE Sami Zayn menang atas Mike Kanelis
7. WWE CHAMPIONSHIP PUNJABI PRISON Jinder Mahal ngalahin Randy Orton dengan bantuan besar

 

 

 

That’s all we have for now.

Remember, in life there are winners.
And there are losers.

 

 

 

 

 

We? We be the judge.

Share this:

  • Tweet
  • Email
  • Share on Tumblr
  • Pocket

Like this:

Like Loading...

Find Your Own Voice

15 Tuesday Mar 2016

Posted by arya in Uncategorized

≈ 2 Comments

Tags

blogging, class, community, creative, event, film, Hari Film Nasional, lesson, life, promo, thought, writing

 

491452_v1

 

 

Menulis itu kayak berbicara. Semua orang bisa. Tapi enggak semua orang bisa mengubahnya menjadi sebuah karya.

 

Dalam rangka sukuran MyDirtSheet yang akhirnya di-approve oleh Wordads dan demi menyambut Hari Film Nasional, aku mau keluar dari karakter blog sejenak.
Mau berbagi pelajaran soal menulis.
Buku Goosebumps dan Lupus punya peran besar bagiku dalam menumbuhkan minat untuk bercerita di atas kertas. Waktu SD, aku suka bikin cerita dengan tokoh-tokoh dari novel Lupus karangan Hilman dengan judul yang diambil dari judul cerita horor nya R.L Stine. Dan teman-teman satu kelas jadi korban yang aku paksa untuk baca hihihi

Aku berangkat dari pembaca, kemudian seorang penonton. Makanya aku semangat begitu diajak ikutan kelas penulisan dari Forum Film Bandung bareng teman-teman blogger se-Bandung. Nulis dan nonton, dua kegiatan favoritku, digabung jadi satu. Kayak Charlie yang dapat tiket emas ke pabrik coklat Willy Wonka, tentu saja aku tidak akan melewatkan kesempatan langka tersebut!
Selama ini aku menulis review-an di blog dengan mengadaptasi apa yang dikatakan oleh Paul Heyman dalam salah satu promonya yang selalu luar biasa. Kata Heyman resep bercerita yang bagus adalah, “Know where the money is, put some money on your voice, and make it personal.” Menulis adalah bentuk dari bercerita, pelakunya harus punya suara dan karakter sendiri supaya tulisan atau ceritanya bisa punya perspektif personal. Saat kelas Sabtu kemaren aku tertegun. Apa yang diajarkan oleh Agus Safari hari itu pada dasarnya sama dengan yang dikatakan oleh Paul Heyman. Ternyata di mana-mana ajarannya sama. Menulis adalah aktivitas menjual buah pikiran, dan hal yang paling pertama harus dilakukan adalah menemukan suara kita sendiri.

Alih-alih mencari keluar, proses kreatif dimulai dari dalam diri sang penulis. Karena sejatinya menulis adalah “komunikasi selaras antara pikiran dan perasaan yang efektif”, begitu kata Pak Agus. Seketika aku merasa seperti Po dalam film Kung Fu Panda 3. Po belajar lagi bagaimana menjadi panda yang baik. Aku dibimbing untuk membuka pintu di dalam diri. Mengenal diri sendiri terlebih dahulu.
Kami disuruh berpasangan lalu saling bercerita dan menyimak bergantian secara lisan.
Kami lalu digerak untuk menuliskan kejadian dari bangun pagi sampai hadir di kelas siang itu, dalam waktu lima menit.
Kami disuruh mengingat pengalaman sendiri – yang menyenangkan ataupun yang enggak – dan menuliskannya sebagai teras atau lead dengan maksimal tujuh kalimat.
944091_1025067097532669_5093781448976358477_n

 

Menulis sesungguhnya adalah kemampuan untuk mempertanyakan pertanyaan yang tepat. Apa yang kita rasakan? Apa pelajaran yang kita dapatkan? Tantangan apa yang kita temui? Bagaimana pendapat kita? Apa pengaruhnya terhadap sekitar? Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah kunci untuk membuka pintu-pintu guna mengeksplorasi diri kita sendiri. Jawaban-jawaban nya yang jujur, singkat, jelas, dan beraneka ragam itulah yang membentuk struktur yang membuat tulisan kita enak untuk dibaca. Yang umum dipakai secara teori adalah struktur yang diawali dengan penyajian atau kesimpulan data diiringi oleh alasan serta bukti kemudian diakhiri dengan pendapat.

Hambatan yang terasa bagi penulis pemula juga dibahas di dalam kelas yang suasananya dibikin sersan; serius-tapi-santai. Kebanyakan adalah kesulitan menakar bobot tulisan sendiri, menyeimbangkan antara konten aktual berisi fakta dan data dengan konten kreatif yang berdasar pada opini ataupun gaya. Aku sendiri menyadari terkadang tulisanku terlalu subtle untuk kebaikannya sendiri. Kadang aku suka terlalu mengaburkan antara pendapat dengan fakta.

Keterampilan berbahasa adalah inti dari kegiatan menulis. Sehingga tak sedikit orang yang mengkhawatirkan soal penulisannya yang mirip dengan tulisan orang lain yang sudah ada. Apalagi jika sudah punya tokoh yang jadi sumber inspirasi. Dalam film pun kita bisa menjumpai karya yang mengangkat premis yang sama, atau memakai twist yang sama. Dalam tulisan review juga tak jarang ada dua ulasan yang mengambil sudut permasalahan yang sama. Yang menjadi faktor pembeda – kembali ke pintu-pintu tadi – adalah daya penulis untuk mengeksplorasi kreativitasnya. Daya keterampilan penulis untuk mengembangkan sampai sejauh mana sudut pandang personalnya. Seorang penulis juga harus fleksibel dalam berkarya sesuai dengan kebutuhan pembaca, dalam artian kita harus mengerti menulis untuk siapa, dalam rangka apa, pada media apa. Tentu saja menulis untuk blog memiliki tuntutan yang berbeda dibanding dengan menulis untuk surat kabar, misalnya. Sesuai dengan judul kelas “Menemukan Jati Diri dalam Tulisan”, kami mendapat bimbingan bagaimana mengenali dan mencari pintu-pintu tersebut.

 

Aku selalu percaya kepada ungkapan “write to express, not to impress”. Setiap orang punya pandangan personal yang berbeda, dan dari sana lah orisinalitas berasal.

 

 

Aku enggak bisa mengajarkan teori menulis yang baik dan benar, kebanyakan karena aku sendiri tidak mau terlalu terfokus kepada teori. Paling enggak, tidak akan bisa sebaik dan seringan Agus Safari yang sudah lama malang melintang di jagad tulis-menulis. I had a great time learning dan jika kalian mau mencoba, silahkan bergabung dengan kelas FFBComm berikutnya di sini, kita bisa belajar nulis dan diskusi film bersama!

 

 

 

 

 

That’s all we have for now.

Go and feel the power of wisdom,

 

 

 

 

 

you are welcome.

Share this:

  • Tweet
  • Email
  • Share on Tumblr
  • Pocket

Like this:

Like Loading...

Recent Posts

  • JUMANJI: THE NEXT LEVEL Review
  • FORD V FERRARI Review
  • THE IRISHMAN Review
  • NIGHTMARE SIDE: DELUSIONAL Review
  • RUMAH KENTANG: THE BEGINNING Review
  • FROZEN II Review
  • Survivor Series 2019 Review
  • BIKE BOYZ Review
  • THE FAREWELL Review
  • RATU ILMU HITAM Review

Archives

Follow MY DIRT SHEET on WordPress.com

Tags

2016 2017 2018 2019 action adaptation comedy drama family fantasy friendship funny horror life love mature relationship review spoiler thought

Categories

  • Books
  • Merchandise
  • Movies
  • Music
  • Poems
  • Toys & Hobbies
  • Uncategorized
  • Wrestling

In the world of winners and losers, we have risen above to bring you: the Dirt Sheet!

We are here to enlighten your fandom with updated news and reviews of movies, books, wrestling, technologies. Yeah, you're welcome.

Explore, and feel the power of wisdom!

Twitter updates

  • Today is Friday. And those who control the master tapes control the world. 4 hours ago
  • @hadiantaufik @forumfilmbdg @christmellody @KautzarKuntjoro @Radityasptraa @adlynalin @NugrahaDP @neshasurya… twitter.com/i/web/status/1… 21 hours ago
  • Kartu2 sepele yang dikasih gratis/beli untung-untungan pakai diamond tapi ternyata kartunya bisa dimaksimalkan oleh… twitter.com/i/web/status/1… 1 day ago
Follow @aryaapepe

Meta

  • Register
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

Blog at WordPress.com.

Cancel
loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.
%d bloggers like this: