Money in the Bank sudah dikiaskan dalam berbagai cara. You know, namanya berasal dari gimmick pertandingan yang pemenangnya bakal mendapat jaminan kontrak pertandingan kejuaraan. kapanpun di manapun si pemenang mau. WWE menyebut ‘pencairan’ kontrak tersebut sebagai ‘perampokan’. Pertandingannya sendiri sering kita anggap sebagai lomba panjat pinang ala gulat. Tahun kemaren WWE menyebut pertandingan ini sebagai investasi, karena punya risk dan reward yang gede. Dan tahun ini, mumpung mereka mengadakannya di Las Vegas, WWE menyebut Money in the Bank sebagai sebuah gamble. Judi. Mereka gak tau aja ya, belakangan nonton WWE memang berasa untung-untungan. Kadang bagus, kadang meh banget. Nonton MITB 2022, however, memang berasa nyaris seperti dapat sebuah jackpot. Karena di acara ini, WWE memberikan banyak hal yang diminta oleh para fans.
WWE akhirnya memberikan kemenangan kepada superstar yang benar-benar memerlukan sebuah kemenangan. Superstar seperti Liv Morgan. Liv sudah lama jadi fan favorite tapi belum pernah diberikan push yang total. Untuk periode waktu yang lama sekali, Liv cuma jadi penggembira. Ternyata WWE mendengarkan juga permintaan penggemar. Liv yang tiap hari semakin over, ditambah dengan rumor akan muncul berakting di film The Kill Room, sekarang jadi bintang tersembunyi dalam pertandingan Money in the Bank. Kenapa aku bilang bintang tersembunyi? Karena begitulah WWE membangun match ini buat Liv. Pertandingan Money in the Bank partai cewek yang dijadikan pembuka itu dipenuhi oleh superstar yang sedang hot-hotnya dipush, dan difavoritkan menang. WWE justru membangun ini dari feud antara Becky Lynch dengan Asuka, dua langganan juara. This come out as a swerve, pertandingan ini dibuat dengan format ala car-crash seperti biasa, masing-masing peserta akan dapat spot berbahaya, tapi fokus seperti terus kembali kepada Becky yang ingin mengubah nasib buruknya ataupun kepada Asuka yang returnnya belum memberikan ledakan besar. Singkatnya, Liv sama sekali tidak ditonjolkan. Match yang sebenarnya standar itu lantas pecah begitu penonton mulai melihat jalan kemenangan Liv Morgan. Dan mengingat ini baru partai pertama, kemenangan Liv jadi mengeset mood yang bagus bagi penonton, dan WWE menangkap ini dan terus mengolahnya menjadi drama.
Gimana gak drama? Kupikir pertandingan pembuka itu jadi terakhir kalinya kita melihat Liv malam ini. Twitter sudah berisik ngasih congrats kepada Liv, tapi perayaan terbesar ternyata baru akan terjadi di paruh akhir acara. Setelah pertandingan bergaya submission yang berlangsung cukup cepat antara Ronda Rousey mempertahankan sabuknya melawan Natalya – match yang gak benar-benar punya interest, selain untuk melihat Ronda ‘disekolahin’ ama veteran kayak Natalya – musik Liv terdengar dan dia muncul mau ngecash in kopernya kepada Ronda. Aku sempat melompat dan ngumpat WWE mau ngetroll kita dengan bikin Liv kalah, like, seems there’s no way Ronda yang dipush sebagai superstar MMA kuat – Lesnar versi divisi cewek – bakal kalah seperti itu. Yang kondisinya bahkan gak parah-parah amat. Liv yang baru saja ikut pertandingan tangga kayaknya lebih babak belur dibanding Ronda. Apalagi pas melihat Liv langsung kena Ankle Lock, salah satu submission ‘terkuat’ dalam ring WWE – dipakai sebagai finisher oleh legends technical semacam Ken Shamrock dan Kurt Angle – I was like DAMN!! Di sini, aku minta maaf kepada WWE karena udah suudzon kayak gitu, karena ternyata mereka cuma memainkan itu untuk drama. Liv pulled through and win her first Women’s Championship! Dan dia melakukannya pakai pin ala Rhea Ripley for extra cheers!!
Ya, bukan saja memberikan apa yang fans inginkan, tapi WWE melakukannya dengan dramatis. Melalui build up yang unik, karena justru menurunkan ekspektasi kita. Ah, ini kayak match biasa. Tapi lalu kemudian the power of doing-what-fans-wants menunjukkan keampuhannya. Tentu, apa yang dimau fans gak bisa dituruti begitu saja. Kayak film aja, kebanyakan ngikut maunya penonton malah akan membuat filmnya jadi ‘ketebak’ alias gak surprise atau yang paling parah, film jadi gak punya tone dan visi yang jelas. Terlalu catering penonton justru jangka panjang akan membuat stuk karena penonton akan cepat jadi bosan. WWE sedari dulu bergulat dengan ini. Mereka gak mau ngasih gitu aja. Kita udah sering dengar gimana WWE membatasi gerakan-gerakan heboh yang dilakukan oleh superstar untuk alasan sepele seperti gerakan tersebut sudah dilakukan di awal. WWE percaya kepada build up yang proper dan generate reaction yang terukur. Money in the Bank kali ini hanyalah satu dari momen langka ketika keinginan fans sudah memuncak dan semuanya harus dilakukan sekarang. Jadi, WWE mencoba melakukannya dengan dramatis. Mengubah ekspektasi menjadi sesuatu yang lebih heboh. Mereka ngasih kita kemenangan Lashley, feud antara Sheamus dengan Drew yang dibangun tampak menyenangkan selama MITB cowok berlangsung, aksi-aksi Riddle, dan bahkan vignette misterius yang langsung membuat fans seantero dunia berspekulasi bahwa Bray Wyatt is coming back!!
Dramatisasi yang heboh bukan hanya dilakukan untuk nurutin fans. Lihat aja Theory di MITB cowok. Loh kok ada Theory? Tuh, kan! In a classic GM-interruption fashion, sebelum MITB cowok dimulai, kita melihat Adam Pearce nongol dan ngasih tau bahwa ada seorang peserta tambahan. Ini kan ‘akal-akalan’ WWE biar fans langsung histeris. Ada yang bilang Cody jadi surprise. Ada juga yang ngaitkan dengan berita Logan Paul udah teken kontrak, sehingga ngarep si Youtuber itu yang jadi peserta kejutan. Taunya si Theory bangsat! Kemarahan dan kekeselan penonton di arena langsung terasa loh. Tapi inilah yang diincar WWE. Heat yang membuat pertandingan ujungnya menjadi lebih dramatis. Sama seperti Liv, Theory juga dibuat gak menonjol. Saat enam superstar lain bekerja sama melempar Omos ke meja komentator, Theory gak ada. Dia disimpan untuk bikin penonton marah. Itulah bedanya dia dengan Liv di MITB cewek. WWE tidak lagi mengincar kejutan yang menyenangkan, melainkan ingin membuat Theory sebagai heel nomer wahid. Yang bahkan lebih dibenci daripada Seth Rollins (yang sama seperti istrinya, Becky Lynch, perlahan mulai mendapat simpati meski masih berperan sebagai heel). Acara ini bagai kita yang naik tangga emosional. Namun semuanya terdeliver perfectly menghibur, meskipun matchnya masih standar.
MITB tidak punya satu match spesial, aku kesulitan mencari MOTN di sini. Karena di sini semuanya adalah tentang deliver ekspektasi dan dramatisasi. Match yang paling garing mungkin Bianca lawan Carmella, Kita semua tahu itu filler, dan WWE gak menaikkan status match itu dengan mengharuskan superstarnya ngelakuin spot dahsyat. Melainkan, WWE terus menarik drama. Carmella dibikin masih dendam, for some reason. Dan kekalahan tragis Street Profits di kejuaraan Tag Team dibikin problematik.
I’m seriously mempertimbangkan kejuaraan tag team antara Uso melawan Street Profits sebagai MOTN karena sebegitu dramatisnya WWE mendesign alur match mereka. Di awal memang agak boring, tapi Street Profits yang dibuild kuat (mereka bilang semacam prophecy atau semacamnya) dan kita yang dibuild untuk menginginkan ada juara baru, membuat match escalate very quickly. Semangat di atas ring meledak saat Dawkins dan Ford terus menerus ngasih ofensif yang gede, tapi WWE kayak main tarik ulur dengan membuat Jimmy dan Jey terus saja kick out. Ini match yang awalnya aku biasa saja namun membuatku jadi paling terinvest ke dalam emosinya. Penonton di arena pada teriak-teriak “Fight forever!” Sentuhan problematik di akhir juga membuat feud mereka semakin seru, dan kupikir WWE sengaja merancang seperti itu untuk menanamkan build ke SummerSlam. Di satu sisi memang MITB kali ini kayak hanya gimmick. WWE gak benar-benar melakukan hal baru dengan konsep MITB, spotnya pun semuanya sudah kita lihat sebelumnya. Ini adalah everyday show, yang worked great simply karena WWE ngegas di bagian dramatisasi. WWE tahu keinginan fans sudah long overdue, mereka juga tahu exactly apa yang bikin fans ngamuk, dan semua itu akhirnya dimainkan sebagai vokal utama acara ini. Hasilnya ya seru. Bintang baru mulai dapat sorotan, khususnya si Liv dan Theory. Secara teori, ini adalah show yang sukses karena mendeliver suguhannya dengan gemilang. Akan ada banyak yang dijadikan pembicaraan oleh fans dari sini. Sedangkan untuk MOTN, akhirnya aku memutuskan untuk menjadikan Street Profits lawan Usos sebagai MATCH OF THE NIGHT.
Full Results:
1. WOMEN’S MONEY IN THE BANK LADDER MATCH Liv Morgan mengungguli Alexa Bliss, Asuka, Becky Lynch, Lacey Evans, Raquel Rodriguez, dan Shotzi
2. UNITED STATES CHAMPIONSHIP Bobby Lashley jadi juara baru ngalahin Theory
3. RAW WOMEN’S CHAMPIONSHIP Bianca Belair retains atas Carmella
4. UNDISPUTED TAG TEAM CHAMPIONSHIP The Usos bertahan dari Street Profits
5. SMACKDOWN WOMEN’S CHAMPIONSHIP Juara bertahan Ronda Rousey mengalahkan Natalya
6. SMACKDOWN WOMEN’S CHAMPIONSHIP MONEY IN THE BANK CASH-IN Liv Morgan merebut sabuk dari Ronda Rousey
7. MEN’S MONEY IN THE BANK LADDER MATCH Theory jadi surprise entrant dan mengalahkan Drew McIntyre, Madcap Moss, Omos, Riddle, Sami Zayn, Seth Rollins, Sheamus
That’s all we have for now.
Remember, in life there are winners.
And there are losers.
We are the longest reigning BLOG KRITIK FILM TERPILIH PIALA MAYA.